Mohon tunggu...
Khoirul Anam
Khoirul Anam Mohon Tunggu... -

Kerja Keras | Keja Cerdas | Kerja Tuntas | Kerja Ikhlash | Sedang Mencari Ilmu di Prodi Pendidikan Fisika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seni dalam Tadarus Alquran

16 Juli 2013   06:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:29 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umumnya umat islam mempunyai jadwal tersendiri untuk membaca alquran secara individu. Entah itu setiap hari sekali, seminggu sekali, atau sebulan sekali. Namun sangat jarang umat islam yang mempunyai agenda rutin untuk tadarus alquran. Tadarus alquran sendiri merupakan kegiatan orang berkumpul untuk membaca alquran, seorang membaca satu atau dua halaman kemudian orang berikutnya membaca satu atau dua halaman melanjutkan bacaan orang sebelumnya, begitu seterusnya, ketika salah satu membaca yang lain mendengarkan. Kebanyakan tadarus alquran hanya dilakukan pada momen-momen tertentu, salah satunya pada bulan Ramadhan seperti ini. Tidak lain motivasi umat islam adalah dilipatgandakan pahalanya bagi yang membaca maupun yang mendengarkan.

Pengertian dan motivasi tadarus alquran menjadi kabur jika melihat realita yang ada. Nampaknya muslim Indonesia (meskipun tidak semua) belum bisa memaknai tadarus alquran. Beberapa fakta dapat menjadi bukti. Pertama, muslim Indonesia saat tadarus lebih menyukai membaca daripada mendengarkan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa saat tadarus bagian membaca adalah hal paling nyaman, karena bacaan kita didengarkan tanpa peduli yang mendengarkan suka atau tidak suka dengan bacaan kita. Sesekali juga muncul dipikiran, biar diri kita saja yang membaca yang lain cukup mendengarkan. Sebaliknya, bagian mendengarkan adalah hal paling suntuk. Apalagi jika bacaan yang mendapat giliran membaca masih jauh dari harapan, rasanya kita ingin segera mengambil alih dan segera menuntaskan bacaannya. Tidak heran jika kebanyakan orang setelah mendapat giliran membaca mereka cenderung cuek tidak mendengarkan dan pura-pura melakukan aktivitas lain untuk menghilangkan kejenuhan. Sebagai contoh, ada yang pura-pura mengantuk, pura-pura dapat sms, pura-pura ingin ke kamar mandi, dan pura-pura yang lain. Mereka hanya akan mau mendengarkan dan menyimak ketika putaran membaca sudah dekat dengan giliran mereka. Sikap seperti ini menunjukkan keegoisan. Mereka maunya didengarkan tanpa mau mendengarkan, maunya diperhatikan tanpa mau memperhatikan. Kedua, masih adanya beberapa muslim indonesia yang berpikir instan. Metode tadarus alquran tidak hanya dilakukan dengan berkumpul dengan beberapa orang namun dapat dilakukan dengan cara yang lebih modern, yaitu membaca dan mendengarkan alquran lewat MP3. Menurut mereka cara ini lebih praktis, lebih hemat tenaga dan waktu, tinggal bagaimana kita mengatur MP3. Saya curiga orang-orang yang berpikir jalan pintas seperti ini belum bisa membaca alquran tapi malas untuk belajar. Kedua hal diatas kiranya cukup menjadi bukti kurangnya penghayatan muslim Indonesia dalam bertadarus alquran. Padahal jika dipahami dengan benar, tadarus alquran dapat memberi keuntungan bagi diri kita dan orang lain. Setidaknya, juga ada dua keuntungan utama yang dapat kita ambil.

Pertama, melatih emosional kita. Tadarus alquran mengajarkan bagaimana kita peduli dengan bacaan orang lain. Seimbang antara mendengarkan-didengarkan dan memperhatikan-diperhatikan. Tadarus alquran juga mengajarkan kesabaran. Saat kita menunggu giliran membaca secara tidak langsung melatih kesabaran kita, lebih-lebih jika orang yang sedang mendapat giliran membaca bacaannya levelnya jauh dibawah kita. Selain itu, tadarus alquran juga melatih konsentrasi. Bagaimana sebisa mungkin kita meminimalisir kesalahan saat giliran membaca agar yang mendengarkan lebih nyaman dan bagaimana yang mendengar tetap fokus pada ayat yang dibaca pembaca agar saat tiba giliran membaca nanti tidak belepotan mencari kesana-kemari. Kedua, tentu saja melatih bacaan alquran kita. Seni dalam bertadarus adalah saling mengingatkan bacaan yang kurang tepat. Meskipun sudah dapat membaca alquran dengan baik dan benar, namun jika tidak setiap hari dilakukan, terkadang lidah kaku dan terdapat kesalahan sana-sini. Jika membaca alquran dilakukan sendirian, kita tidak akan tahu letak kesalahan. Maka disinilah fungsi tadarus, saling mengoreksi. Kalaupun ada yang berpendapat dapat dilakukan dengan MP3, sebenarnya sah dan boleh saja dilakukan. Hanya saja sifat pembelajarannya hanya satu arah, kalau tidak berfokus pada pendengar ya berfokus pada MP3, tidak dapat saling mengajari bacaan. Malah terkesan seperti membaca alquran sendiri. Untuk itu dianjurkan dalam tadarus alquran didampingi dengan seseorang yang benar-benar paham alquran, baik bacaannya dan juga maknanya.

Pemahaman tadarus alquran seperti inilah yang semestinya ditanamkan pada diri kita. Tidak lantas kita terus membanggakan diri karena sudah fasih membaca alquran sehingga tidak mau mendengarkan bacaan orang lain. Perlu diingat juga bahasa alquran adalah bahasa arab yang tidak merupakan bahasa asli bangsa indonesia. Jadi sefasih apapun orang indonesia membaca alquran, masih ada kemungkinan untuk membuat kesalahan dalam bacaan. Wallahua’alaam bishshowwab.

Yogyakarta, 16 Juli 2013

00.19 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun