Mohon tunggu...
ariful anam
ariful anam Mohon Tunggu... -

saya seorang mahasiswa di satu-satunya perguruan tinggi negeri di kediri. dan saya aktif di organisasi ekstra GMNI (gerakan mahasiswa nasional Indonesia)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hukum

2 Februari 2012   07:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:09 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hukum di Indonesia

Tajam ke bawah, tumpul ke atas

Indoneia adalah Negara hukum setiap segala esuatu di negeri ini di atur oleh apa yang dinamakan dengan hukum. Indonesia memiliki mahkamah konstitusi yang sebagai penjaga undang-undang dasar, begitu juga dengan DPR yaitu lembaga legislatife yang bertugas membuat undang-undang, dan juga lembaga-lembaga elit lainnya yang kesemuanya tidak lepas dari hokum atau undang- undang. Hukum diharapkan menjadi pilar keadilan, tentu saja keadilan yang telah diamanatkan pancasila yaitu “keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia” dan tidak pandang bulu entah dari rakyat kecil, menengah atau kelas atas.

Akan tetapi, realita sekarang berbanding terbalik dengan apa yang yang telah diamanatkan pancasila. Kini hokum bagaikan barang dagangan yang bisa dibeli dengan uang, tentu saja ini sangat merugikan orang-orang yang dalam tanda kutip “mlarat atau miskin, uang pas-pasan dan lain sebagainya”. Tengok saja keadaan hokum di Indonesia sekarang, media-media cetak maupun elektronik dibanjiri dengan berita-berita yang dirasa sangat miris seperti kasus-kasus korupsi yang tidak selesai-selesai seolah-olah hukum tumpul di hadapan para terdakwa korupsi yang notabenya mereka adalah orang-orang elit dan banyak uang seperti kasus cek pelawat yang melibatkan tokoh penting yaitu Miranda Goltom, deputi gubernur Bank Indonesia dan Nunun Nurbaiti, istri bari mantan waka polri, Adang Darojatun. Dan juga kasus wisma atlit yandg menyeret beberapa wakil rakyat seperti Nazarudin yang sekarang sudah dipecat dari anggota DPR. Sementara itu bila hukum  di hadapan rakyat kecil seakan tajam bagaikan samurai yang siap menebas musuhnya, sebut saja kasus yang sempat menghebohkan media masa hanya gara-gara diduga mencuri sandal jepit yang dilakukan Aal, kasusnya sampai ke meja hijau dan selesai hanya dalam waktu yang singkat dengan putusan bersalah dan dikembalikan ke orang tuanya, dan masih banyak lagi kasus-kasus serupa yang tidak sempat terekpos media.

Terlebih lagi tindakan-tindakan polisi saat mengintrograsi  yang sewenand-wenang, dibentak-bentak, suka main pukul bila yang diintrograsi orang miskin yang tidak sanggup membayar jasa pengacara. Namun bila yang diintrogasi orang berduit diperlakukan jauh berbeda dengan orang miskin karna mereka sanggup membayar jasa pengacara.

Sungguh ironis, apakah segitu bobroknya hukum di Indonesia ataukah para penegak hukum salah dalam menjalankan hukum? Dan apakah keadilan itu hanya untuk orang-orang kaya? Ataukah memang ini hukum ala Indonesia? hokum yang pincang karna keberpihakan kepada orang-orang berkantong tebal.

Ini merupakan PR besar bagi pemerintah, DPR, polisi, dan para pemangku jabatan lainnya agar harapan untu menjadi masyarakat indonesia yang adil dan sejahtera dapat terealisasikan. Dan ini juga menjadi PR bagi rakyat Indonesia terutama para pemuda intelektual(mahasiswa) yang sebagai agent of contribution bisa memberikan sumbangsih bagi masyrakat agar cita-cita untuk menjadi bangsa yang adil dan sejahtera bisa cepat terwujud. Suatu impian yang masih digadang-gandang seluruh rakyat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun