Bahkan dalam konteks ini Polri selalu mengedepankan penegakan hukum yang bersifat akuntabel, artinya negara-negara lain yang juga menangani terorisme seperti singapur, Malaysia, dan negara lain selalu bersifat tertutup. Sedangkan Indonesia dinyatakan berhasil karena terbuka dan sebagai satu unit polisi anti-teroris yang paling efektif di dunia, karena adanya sidang terbuka bisa diikuti, bisa mengundang lawyer, dan bisa diuji. sementara negara lain belum tentu demikian. Â
Berbagai upaya lain pastinya telah dilakukan secara sinergi antar instansi/lembaga, antara kementerian dan dikordinasikan melalui wadah Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) terlepas dari kekurangan yang ada, namun jika dioptimalkan negara akan sukses dalam menanggulagi masalah teroris.
Sebagai konklusi dari tulisan ini, saya ingin menyampaikan bahwa teloransi beragama di Indonesia telah menjadi sala satu intrumen penting untuk tetap menjaga stabiltas nasional dengan jumlah penduduk kurang lebih 262 juta (tribunnews.com), sehingga yang dikedepankan bukan egoisme kelompok, melainkan bagaimana kita merawat pluralisme kewargaan ini tetap terjaga pada trayek yang seharunya.
Selain itu, semangat literasi harus selalu ditanamkan dalam diri, sehingga dapat melatih keterampilan berfikir kritis agar tidak mudah dicekoki oleh pemahaman intoleran dan radikal.
Oleh : Khairul Anam
Penulis adalah Peneliti dan Aktivis Sosial