Ternyata selain kedamaian, kebahagiaan dan sikap yang ingin selalu merasa di untungkan. Ternyata manusia juga memiliki sikap atau perilaku yang sering kali menyakiti dan merugikan oranglain. Perilaku apakah itu ?
Iyap, perilaku agresif. Perilaku agresif merupakan perilaku seseorang dengan sengaja menyebabkan kerugian oranglain dengan tujuan  menyakiti oranglain. Secara umum agresifitas dapat diartikan dengan suatu tindakan atau perilaku yang sengaja untuk melukai, merusak serta membuat penderitaan pada oranglain.Â
Perilaku agresif dapat dilatar belakangi oleh keinginan untuk menyakiti oranglain guna mengekspresikan perasaan -- perasaan negatif. Terdapat 6 ciri ciri perilaku agresif yakni perilaku menyerang, perilaku menyakiti, perilaku yang tidak diinginkan orang menjadi sasarannya, perilaku yang melanggar norma sosial, sikap bermusahan dengan oranglain dan perilaku agresif yang dipelajari melalui pengalamannya di masa lalu.
Lalu jika agresif identik dengan kekerasan atau upaya menyakiti oranglain, lalu apa bedanya sikap agresif dengan kekerasan ?
Perlu kita garis bawahi bahwa agresi merupakan bentuk perilaku untuk menyakiti atau merugikan oranglain baik penyiksaan secara psikologis maupun emosional. Sedangkan kekrasan diartikan sebaagai tindakan yang sengaja dilakukan untuk melukai atau mencederai secara fisik dan apabila tidak disengaja maka dapat dikatakan bukanlah kategori kekerasan.
Terdapat beberapa teori tentang terjadinya perilaku agresif yakni teori insting, teori ini mengemukakan bahwa manusia memiliki insting bawaan secara genetis untuk berperilaku agresif.Â
Teori yang kedua yakni teori frustasi -- Agresif atau teori hipotesis frustasi -- agresif bahwa agresi merupakan dorongan untuk mengakhiri keadaan frustasi ( kendala -- kendala ekternal) yang menghalangi tercapainya tujuan. Yang terakhir adalah teori belajar sosial. Dalam teori ini dijelaskan bahwa perilaku agresif dapat dipelajari.
Perilaku agresif yang mengarah pada perilaku deskruktif maka hendaknya dilakukan upaya -- uapaya pencegahan. Beberapa upaya pencegahan ini seperti dengan memahami dan menerima pribadi anak, dapat mengajarkan cara menyalurkan perilaku agresif ke aktivitas yang positif, menciptakan lingkungan yang ramah / nonagresif dan dapat mengembangkan sikap empati.
Kita ketahui perilaku agresif dapat muncul ketika kita berada disituasi terancam atau bahaya. Misalnya seperti ketika ada sekumpulan brandal/ begal yang hendak melukai, maka secara tidak langsung akan muncul reflek untuk melindungi diri dengn memukul atau melukai begal sebgai bentuk perlawanan. Oleh karena itu, sikap agresif tak selama nya bersifat buruk selama dapat dikontrol dan dikelola dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H