Pada tahun 1960 dan 1970 -an terdapat program penelitian dari teori piaget yang berfokus pada sebuah penilaian dan juga penalaran moral pada anak usia dini.perkambangkan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk mengetahui baik buruknya suatu perbuatan, kebiasaan baik dan buruk.
Moral juga dapat kita sebut sebagai etika. Moral berasal dari kata “ mos” yang berarti kesusilaan, tabiat atau tingkah laku seseorang. Terdapat bebrapa teori yang mengemukakan tentang moralitas yakni :
a. Deontological Moral Judgment
Pada pendekatan ini etika mengacu pada bagaimana individu harus memperlakukansatu sama lain. Misalnya kepedulian terhadap oranglai,kesejahteraan dan lain – lain. Penilaian moral yang ada didasarkan pada niat seseorang melakukan perbuatan tersebut, bukan pada hasil.
b. Morality As Empaty and Prosocial Obligations
Pada pendekatan ini emosional moralitas berfokus pada baimana manusia untuk berempati, memiliki rasa welas asih, dan empati. Sehingga hal ini akan mendukung perilaku prososial dan altruistik.
c. Morality As An Evolutionary Mechanisme
Pada pendekatan ini evolusioner merupakan jalan perkembangan moralitas. Dengan demikian teori evolusi biologis juga ikut andil didalamnya. Menurut para ahli moralitas berfungsi untuk mengatur interaksi sosial yang dapat diterima bersama dan dapat saling berkerjasama, tidak memntingkan diri sendiri dan mengajak pada kebaikan bersama.
d. Morality and Identity
Identitas Moral memiliki fokus pada sejaauh mana moralitas yang merupakan inti dari identitas seseorang dan merupakan sebuah motivasi unruk seseoprang dalam bertindak secara bermoral. Identitas moral dilihat dari moral dan juga terikat pada tanggung jawab dan integritas seseorang secara pribadi serta kesadaran anatara penilaian dan tindakan dipengaruhi oleh tindakan moral.
e. Moral Consciens
Penilaian tentang hati nurani digunakan dalam pendakatan ini, yakni bagaimana hati nurani memungkinkan anak – anak untuk melakukan hal yang benar dan juga merasa bersalah atau menyadari ketika melakukan perilaku yang buruk.
f. Morality As Culture Norms
Modal dalam pendekatan ini merupakan tugas masing – masing individu dan juga kewajiban keluarga. Selain iru perspektif budaya juga menjadi unsur dalam penilaian nilai moral yang berlaku.
Pengaruh lingkugan keluarga, hubungan teman sebaya dan sosial terhadap perkembangan moral anak. Jika berbicara tentang moral pasti tak terlepas dari aspek perubahan dan perkembangan pada anak. Perubahan yang ada dapat berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal. Sehingga seringkali seorang anak melakukan perilaku, meniru secara tidak tepat yang mengakibatkan perilaku anak tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Oleh karena itu peranan orangtua / keluarga menjadi role model yang baik sangatlah diperlukan.
Tak hanya pengaruh lingkungan keluarga, hubungan teman sebaya pada anak juga mempengaruhi perilaku moral anak. Teman sebaya sendiri dapat kita maknai sebagai seseorang yang memiliki tingkat usia dan pola pikir yang relatif sama. Seorang anak dalam hal ini akan dapat mengevaluasi perilaku yang ia lakukan terutama pada anak – anak lain atau teman sebaya nya. Sedangkan dalam konteks sosial pengalaman dan pengetahuan yang diserap anak juga dapat mempengaruhi perilaku moral anak.
Nah, kembali lagi pada faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi perkembangan moral anak. Faktor internal atau faktor dalam yang mempengaruhi perkembangan moral anak adalah faktor kepribadian anak dan juga hati nurani seorang anak. Sedangkan faktor ekternal atau faktor yang berasal dari luar seperti konteks atau keadaan lingkungannya, cara / proses interksi dengan lingkungan sosialnya.
Semoga bermanfaat, dan sukses selalu..aamiin...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H