Krisis Pangan Global
Ancaman krisis pangan di dunia, ratusan ribu orang terancam kelaparan karena krisis pangan saat ini. Sektor pertanian memasuki masa-masa yang rawan, krisis pangan saat ini sudah mulai terasa di berbagai belahan dunia, 345 juta orang di dunia terancam kelaparan. Krisis pangan banyak terjadi karena perubahan iklim yang sangat cepat dan keadaan memanas dalam geopolitik yang diakibatkan karena populasi manusia yang terus bertambah sementara produksi pertanian kian terbatas. Sektor pertanian memiliki peran penting bagi Indonesia. Sekitar 40 juta orang masyarakat Indonesia yang menggantungkan nasibnya di sektor pertanian. Selain itu sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peran yang sangat strategis
Isu-isu pertanian yang dihadapi saat ini pun beragam, sebut saja isu pertanian global diantaranya ketahanan pangan (food security), kualitas dan keamanan pangan (nutrition), dan keberlanjutan (sustainability). Selain itu terdapatnya tantangan pertanian nasional diantaranya kelembagaan petani, penguatan SDM & riset pertanian, penguatan produksi, peningkatan kesejahteraan petani dan pasca panen dan tata niaga hulu, distribusi pangan, perdagangan luar negeri. Beberapa potensi pertanian nasional yang ada diantaranya: potensi petani muda dan melek teknologi (jumlah penduduk usia produktif 70,72 persen (Sumber: SP2020), potensi lahan pertanian dan sumber daya kelautan sangat besar (luas daratan mencapai 1,9 juta km2 dan luas wilayah perairan mencapai 6,3 juta km2); dan keanekaragaman hayati (biodiversity) terbesar di dunia. Tak disinyalir terdapat beberapa hambatan yang melatarbelakani isu pertanian diantaranya seperti pengetahuan dan adopsi teknologi yang masih rendah, tekanan permintaan pangan domestik terus meningkat, dukungan sarana prasarana produksi belum optimal, lemahnya implementasi food losses dan waste management, prevalensi stunting dan gizi buruk masih relatif tinggi di sejumlah wilayah. Transformasi sistem pangan dan pertanian untuk lebih inovatif, berdaya saing, tangguh dan berkelanjutan adalah kunci.
Sensus Pertanian (ST2023) adalah kegiatan sepuluh tahunan yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk memotret kondisi pertanian Indonesia secara komprehensif sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Pada 2023, sensus pertanian mencakup tujuh subsektor utama yakni Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, Kehutanan dan Jasa Pertanian. Sensus ini merupakan sensus pertanian ketujuh sejak dilaksanakannya pada tahun 1963.
Pelaksanaan sensus pertanian harus dilakukan untuk menghasilkan data yang akurat dan terpercaya. Data yang akurat sangat diperlukan untuk memutuskan sebuah kebijakan yang tepat, salah satunya dalam sektor pertanian. Seluruh pemangku kepentingan di sektor pertanian diharapkan dapat mensukseskan sensus yang dilaksanakan mulai tanggal 1 Juni hingga 30 Juli 2023, sehingga data yang akurat dan berkualitas diharapkan dapat terkumpul. Sensus pertanian 2023 hadir untuk mengakomodasi variabel yang dibutuhkan untuk kelengkapan data pertanian yang berkembang sangat dinamis, menjawab kebutuhan data baik di level nasional maupun internasional, dan dirancang untuk memperoleh hasil yang berstandar internasional dengan mengacu pada program Food and Agriculture Organization (FAO) yang dikenal dengan World Programme for the Census of Agriculture (WCA). Sensus ini merupakan kegiatan besar yang terdiri atas rangkaian tahapan kegiatan yang diawali dengan perencanaan, persiapan, pengumpulan data, penyajian, dan analisis data sehingga dapat mengumpulkan data yang diharapkan menjadi data dasar untuk perencanaan pertanian berkelanjutan maupun untuk pembuatan keputusan/kebijakan berbasis bukti atau evidence based decision dalam transformasi sistem pertanian dan pangan.
Tujuan dan Manfaat Sensus Pertanian 2023 diantaranya memberikan gambaran secara komprehensif terkait kondisi pertanian di Indonesia (data pelaku usaha pertanian, geospasial statistik pertanian, struktur demografi petani, luas lahan pertanian), peningkatan kualitas desain kebijakan (data ST2023 sebagai rujukan dalam penyusunan kebijakan strategis sektor pertanian): landasan penyaluran pupuk bersubsidi yang tepat sasaran, penyediaan basis data umkm sektor pertanian, rujukan perencanaan kebijakan nasional sektor pertanian dalam RPJMN 2025-2029.
Pelaksanaan ST2023 menangkap berbagai isu strategis terkini di bidang pertanian: petani milenial, urban farming, perhutanan sosial, modernisasi pertanian, produktivitas petani/pendapatan petani sebagai proxy kesejahteraan petani, status lahan menurut jenis kepemilikan lahan: SHM, HGU. Dukungan pelaksanaan Sensus Pertanian 2023 adalah untuk peningkatan desain kebijakan strategis pembangunan pertanian nasional. Sehingga pada pelaksanaannya dapat menjawab beberapa isu pertanian seperti reforma agraria & pengendalian konversi lahan, kesejahteraan petani, regenerasi petani & modernisasi pertanian, penyaluran subsidi pupuk, penguatan produksi & kedaulatan pangan, dan pertanian berkelanjutan.
Mengapa Kaum Milenial Perlu Peduli dengan Sensus Pertanian?
Pertama sektor pertanian masih menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Perekonomian Indonesia tahun 2022 yang dihitung berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp.19.588,4 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp.71,0 juta atau US$4.783,9. Kedua, sektor pertanian dan lapangan usaha lainnya mampu memberikan kontribusi besar terhadap PDB triwulan IV 2022 yaitu sebesar 64,75 persen. Ketiga, sektor pertanian merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia yaitu sekitar 40,6 juta bekerja di sektor pertanian (Sumber: BPS, Februari 2022). Keempat, sektor pertanian di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan seperti rendahnya produktivitas dan ketergantungan pada faktor alam, oleh karena itu, data yang akurat dari sensus pertanian sangat diperlukan untuk mengidentifikasi masalah dan mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi tantangan tersebut.
Kaum milenial dapat berkontribusi dengan mengedukasi masyarakat mengenai urgensi sensus pertanian dan mengajak untuk berpartisipasi dalam sensus pertanian tahun 2023. Kaum milenial juga dapat berkontribusi dengan membantu petani dalam memasarkan produk mereka melalui platform digital, hal ini dapat membantu petani dalam meningkatkan pendapatan mereka. Keterlibatan kaum milenial dalam mendukung pelaksanaan Sensus Pertanian 2023 juga diharapkan dapat menjawab isu dan tantangan ketahanan pangan dan pertanian keberlanjutan global dan nasional. Urgensi Sensus Pertanian 2023 sudah seharusnya menjadi tanggungjawab bersama dan tidak hanya melibatkan beberapa para pemangku kepentingan saja. Sehingga dukungan terhadap pelaksanaan Sensus Pertanian 2023 dapat membantu meningkatkan desain kebijakan strategis pembangunan pertanian nasional.