Menurut teori konvergensi bahwa seorang anak dilahirkan dengan sifat baik dan buruk. Menurutnya, pendidikan berpaut pada hereditas anak dan lingkungan sekitar, karena hereditas dan lingkungan itu seperti dua hal yang memiliki tujuan yang sama. Teori ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Faktor pembawaan tidak berarti apa-apa tanpa faktor pengalaman (lingkungan). Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor pembawaan tidak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan.
Hereditas, atau pewarisan biologis karakteristik dari orang tua kepada anak, mencakup faktor-faktor fisik dan psikis yang diturunkan melalui gen. Karakteristik seperti warna kulit, tinggi badan, dan kecerdasan merupakan hasil dari faktor ini. Penelitian menunjukkan bahwa hereditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan fisik dan mental anak, termasuk potensi intelektual yang lebih besar dibandingkan dengan faktor lingkungan.
Teori konvergensi menganggap setiap manusia sepanjang hidupnya selalu berada dalam perkembangan. Dimana dalam perkembangan tersebut didasarkan atas tujuan pendidikan yaitu manusia penerus hingga akhir hidupnya. Berdasarkan proses perkembangannya manusia itu selalu ditentukan oleh perpaduan pengaruh dari faktor pembawaan (kemampuan dasar) dan faktor lingkungan sekitar, baik yang disengaja (seperti pendidikan) maupun yang tidak disengaja seperti pergaulan dan lingkungan alam, sesuai dengan pandangan konvergensi.
Lingkungan mencakup semua kondisi fisik, sosial, dan budaya di sekitar anak yang dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya. Lingkungan keluarga sangat krusial kasih sayang dan pendidikan yang baik dari orang tua dapat membantu anak berkembang dengan baik secara emosional dan sosial. Sebaliknya, lingkungan yang tidak mendukung---seperti kondisi keluarga yang berisiko tinggi dapat menghambat perkembangan anak. Kedua faktor ini berinteraksi secara kompleks. Misalnya, anak yang memiliki potensi tinggi akibat hereditas masih memerlukan lingkungan yang mendukung untuk mencapai potensi tersebut. Sebaliknya, lingkungan yang positif dapat membantu mengatasi beberapa kekurangan yang mungkin ada akibat faktor hereditas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H