Mohon tunggu...
Urang Tebidah
Urang Tebidah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

maka berlalulah semua itu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kejujuran, Masih Adakah di Indonesia?

23 Maret 2011   00:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:32 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignnone" width="470" caption="Foto by http://muslimgreen86.files.wordpress.com/2010/08/kejujuran-berbisnis.jpg"][/caption] Sebagian besar orang pernah berhadapan dengan pilihan pilihan untuk berkata jujur maupun harus berbohong. Lucunya mereka selalu mengatakan jika berbohong adalah dosa dan saat berbohong mereka melakukan pembenaran dengan mengatakan “ tidak apa – apa berbohong demi kebaikan.What ? Mentally Corrupt , melakukan kontradiksi yang akhirnya membuat kita tertawa dan selalu berfikir apakah kejujuran itu sendiri? Political atau hanya kinerja pikiran bahkan adalah ranah hati nurani itu sendiri. Pilihan demi pilihan yag mereka pilih yang akhirnya menyemai bibit yang mereka pupuk sendiri yaitu kebohongan. Mungkin anda para pembaca akan meyerang penulis yang mengupas tentang ini. “ kamu jujur tidak? “. Nanti akan penulis jawab, tenang saja para pembaca, jangan berspekulasi dulu. Penulis juga mengajukan dua pertanyaan pada para pembaca, yang pertama, untuk apa anda jujur dan yang kedua untuk apa juga anda berbohong ? Ketakutan dan ketidakberanian selalu menjadi pendorong untuk mereka berkata tidak jujur. Sesederhana itu, namun dampaknya terhadap kebiasaan dan sikap mental akan menjadi sangat besar. Takut dengan reaksi orang dan penilaian orang terhadap anda. Namun apa yang terjadi jika tahu anda berbohong, keadaan akan menjadi lebih buruk. Selamanya anda dianggap tidak punya sikap dan tidak bisa dipercaya, sebaliknya saat anda menatakan sesuatu dengan jujur walau bagi mereka tidak mengenakkan, anda dapat dengan mudah dimaafkan. Berebeda dengan luka yang anda buat saat anda berkata bohong, akan sulit anda dimaafkan. Setidaknya banyak sekali kita temukan orang-orang yang mengeluh tentang kehidupanyang tidak seseuai harapan mereka, kemudian marah-marah pada hal yang bukan jadi penyebab atau melampiaskan ketidakpuasan dengan berkeluh kesah dibeberapa situs jejaring social. Sebagai manusia biasa penulis sering berandai –andai. Seandainya mereka mengutarakan perasaan mereka secara jujur, apa yang akan terjadi ? ya anda cerdas. Perubahan itulah yang terjadi. Perubahan yang selalu mereka harapkan pada saat tahun baru tiba. Seandainya lagi, jika mereka berbohong yang terjadi adalah mereka akan mengulang harapan tersebut tahun depan dan rugi selama satu tahun. Menilik sejarah dunia, jika anda para pembaca memperhatikan perubahan banyak dilakukan oleh orang-orang yang menyuarakan kejujuran. Contoh sederhana adalah Sigmund Freud dan Charles Darwin, banyangkan jika mereka seperti kebanyakan manusia di zamannya yang bertopeng moral maupun religi, dunia akan seperti itu-itu saja. Lebih ekstrim lagi Nietchze tapi ucapannya yang fenomenal itu, pencerahan spiritual tidak bakal terjadi. Anda juga mempunyai contoh-contoh yang lain kan? Dari perspektif psikologi kejujuran akan membuat anda lebih sehat secara mental. Stress akan jauh dari kehidupan anda.

Bagaimana jika terjadi konflik saat mengatakan kejujuran ? Pertanyaan anda mungkin seperti ini, tidakkah demikian. Dalam hidup banyak sekali kita diajarkan tentang etika dan dengan cara itulah anda menyampai kejujuran. Katakan dengan sopan dan kejujuran anda akan diterima dan dihormati. Ingat sekarang anda adalah seorang insan yang baik dan jangan kotori jiwa anda dengan kebohongan yang akan menjerumuskan anda pada penyakit mental yang mempunyai efek domino dalam kehidupan. Anda dapat membayangkan jika anda seumur hidup menyembunyikan kebohongan anda. Berarti anda bermain sinetron sepanjang hidup anda dan tidak juga menjadi terkenal. Akhirnya penulis juga akan menjawab pertanyaan tadi di atas. Apakah penulis jujur, jawabannya “ Ya “. Kenapa ? karena bagi penulis resiko berkata jujur hanyalah dua; yang pertama adalah pengucilah oleh orang-orang yang tidak jujur dan yang kedua adalah ditinggalkan sendiri. Don't sink the boat That you built, you built to keep afloat Ah no, don't, no don't sink the boat That you built, that you built to keep afloat Flogging Molly Kejujuran akan membuat anda selalu tersenyum dikemudian hari Kebohongan akan membuat anda merasa selalu curiga setiap hari. Ucapan terima kasih yang tulus buat Rhama Jhony Arif yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menulis dengan kejujuran. Thanks Ya.. :))

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun