Mohon tunggu...
Urang Tebidah
Urang Tebidah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

maka berlalulah semua itu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masyarakat Indonesia Gengsi Disebut Miskin, Kenapa?

18 Maret 2011   10:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:41 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="566" caption="Daftar Keinginan."][/caption] Saat menjejakkan kaki di bangku sekolah hingga kuliah saya selalu mendengarkan dari Guru dan teman - teman saya yang mengambil Ekonomi (Apapun Konsentrasinya), yaitu tentang kebutuhan manusia yang tidak pernah habisnya dan tak berbatas. Satu terpenuhi, muncul keinginan yang satu lagi hingga terpenuhi lagi, begitulah manusia.

Sepintas lalu memang tidak ada yang keliru, Bahkan Awalnya saya juga sepakat dengan teori tersebut. Namun, seiring bergulirnya waktu dan mengamati realita yang ada dalam kehidupan ini, ternyata keinginan itu bisa berubah menjadi "Hantu" jahat yang bergentayangan ditambah lagi rupanya yang seram hii...Takutt..!!.

Keinginan manusia acapkali tidak di iringi dengan keadaan dan kemampuan perekonomiannya sendiri untuk memenuhi sebuah keinginanya. Tidak heran kalau di negeri ini muncul hobi baru yaitu "Hobi kredit" yang sudah memenuhi jagad raya ini. Dari kredit Uang, kredit motor,handphone, mobil dan beraneka ragam barang yang bisa di kredit dengan angsuran yang cukup mengiurkan.

Terkadang untuk memenuhi keinginan tersebut kita ( manusia) sering melakukan hal-hal yang berlawanan dengan nilai - nilai moral dalam masyarakat dan hukum, seperti mencuri atau merampok hak milik orang lain demi sebuah keinginan, Ironis !.

Jadi, ada disorientasi yang real, bahwa kita selama ini belu bisa membedakan apa itu ingin, dan apa itu butuh. Segala sesuatu kita ingini. Bahkan, kita sering memakai paramater yang tak substantif: mewah, gengsi, mahal. Sehingga Keamburadulan ini menancapkan budaya konsumtif yang luar biasa pada masyarakat kita.

Orang kaya ngutang, Orang miskin juga tak mau kalah, ikut ngutang juga, urusan mengembalikannya urusan belakangan. Pokoknya, gengsi disebut miskin. tetangga punya rumah baru, saya pun harus. tetangga punya mobil baru, saya juga harus beli, kawan punya hape baru, kenapa saya tidak? Seakan - akan masa bodoh dengan barang yang dimilikinya meski masih layak pakai, Pokoknya Harus mengikuti Trend masa kini biar terlepas dari kata tidak "Gak Gaul, Gak keren dan seabrek kata-kata perendahan atau ejekan lainnya.

Hal ini tentu menjadi sebuah kekhawatiran bagi Saya dan (mungkin) Anda akan kesalah kaprahan mengartikan dan membedakan antara mana yang namanya "Kebutuhan" dan "Keinginan", sehingga berlanjut dalam ketidakmampuan kita untuk mengurus Keluarga, Masyarakat, Bangsa dan Negara.

Jadi, kesimpulannya "Jangan penuhi nafsumu (keinginan) untuk memiliki sesuatu dengan menambahkan masalah baru (Kredit), Penuhi keinginan dan kebutuhan sesuai dengan kantong anda, jangan menurutkan Nafsu anda. Belilah sesuatu yang benar - benar di butuhkan.

Demikianlah sedikit percikan tulisan saya, Mohon maaf jika ada kekeliruan dan kesalahan dalam penafsiran & penyampaian Karena saya adalah seorang manusia biasa yang ingin terus belajar.(BS)

Semoga bermanfaat.

Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun