Mohon tunggu...
Urang Tebidah
Urang Tebidah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

maka berlalulah semua itu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Selain Kelangkaan BBM, Pencurian Organ Tubuh Manusia juga Menghantui Kalbar?

9 Maret 2011   01:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:57 1433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_95118" align="aligncenter" width="680" caption="Foto by mbah Google"][/caption] Beberapa minggu belakangan ini masyarakat Kalimantan Barat diramaikan dengan masalah kelangkaan BBM yang membuat SPBU bak seperti pusat-pusat perbelanjaan yang selalu ramai dikunjungi oleh para pembeli. Antrean panjang selalu menjadi pemandangan yang biasa setiap harinya di setiap SPBU yang ada di kota Pontianak dan kabupaten kota yang ada di Kalbar. Namun, di balik kelangkaan BBM tersebut, ada hal lain yang beberapa minggu ini santer menjadi sebuah isu yang lagi hangat-hangatnya bak kasus Gayus yang selalu menghiasi layar kaca masyarakat Indonesia mungkin juga dunia dan bahkan seperti Nurdin Halid dengan PSSI-nya yang sampai menjadi sorotan khusus di luar negeri, yaitu kasus pencurian organ tubuh manusia.

Kasus pencurian organ tubuh manusia ini beredar melalui SMS yang mengatasnamakan pihak polres yang isinya menghimbau kepada masyarakat supaya berhati-hati dan waspada terhadap orang tidak dikenal yang datang kepemukiman warga.

Menurut informasi yang saya dapat dari paman saya yang tinggal di kabupaten Melawi via handphone mengatakan bahwa kasus pencurian organ tubuh manusia ini benar-benar ada karena malam tadi ada orang yang tidak dikenal masuk menyelinap lewat dapur di seberang rumah paman saya. Namun, untungnya hal tersebut diketahui oleh pemilik rumah hingga aksinya gagal. Kegagalan itu menyebabkan masyarakat sekitar datang beramai-ramai menuju tempat kejadian perkara (TKP). Selain kasus tersebut juga terdapat kasus-kasus lain yang bermotif serupa yang terjadi di desa-desa yang ada di kabupaten Melawi yang letaknya tidak jauh dari rumah paman saya. Katanya, sudah ada memakan korban jiwa. Uniknya pelaku pencurian organ tubuh ini, setelah mengambil organ tubuh, dia meninggalkan sejumlah uang di dalam tubuh korban yang sudah dibedah dan diambil organ dalamnya.

Masih menurut paman saya, aksi ini dilakukan juga pada siang hari dan pelakunya langsung naik ke rumah-rumah bahkan nekat mampir ke sebuah sekolah yang ada disana untuk menanyakan kepada salah seorang guru perihal murid-murid yang pulangnya agak jauh dan melewati hutan belantara. Mungkin dengan hal tersebut mereka (para pelaku- read) bisa dengan leluasa melakukan aksinya tanpa diketahui oleh penduduk sekitar.

Aksi pencurian organ tubuh ini juga membuat resah warga masyarakat yang notabene adalah petani karet yang setiap harinya harus keluar masuk hutan demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Pihak kepolisian setempat sudah mengetahui identitas pelaku bahkan sampai kendaraan yang digunakan. Surat edaran (ada lampiran foto pelaku) dari pihak kapolrespun sudah dikirimkan sampai ke tingkat kelurahan dan tidak luput juga mengumpulkan seluruhnya dalam suatu forum untuk berdiskusi mengenai masalah ini. Kalau memang ada melihat pelaku berkeliaran di sekitar, langsung dibunuh saja.

Pelaku memang sangat piawai dalam melakukan aksinya, menghilang begitu cepat bagaikan kilat. Inilah yang membuat pihak kepolisian susah menangkapnya. Entah ilmu menghilang apa yang digunakan pelaku untuk melancarkan aksinya. Oleh karena pihak kepolisian membutuhkan bantuan warga masyarakat sekitar untuk menangkapnya.

Namun, Jajaran Polresta Pontianak meminta masyarakat agar tidak terpancing pesan singkat via isu SMS yang mengisukan pencurian organ tubuh manusia dengan mengatasnamakan Kapolres. “Saya mengimbau agar masyarakat agar tidak terganggu dan percaya dengan adanya SMS yang meresahkan tersebut,” kata AKP Syf Salbiyah, Kabag Bimas Polresta Pontianak, Sabtu (5/3) kemarin. Dirinya mengharapkan masyarakat segera melapor kepada petugas terdekat jika mendapatkan SMS yang mengatasnamakan kapolres tersebut hendaknya diwaspadai. Sebab, kata dia, Kapolres tidak pernah mengirim SMS berisi ajakan untuk waspada terhadap pelaku pencurian organ tubuh manusia. Apalagi membuat statement berisi berita yang meresahkan. “Untuk menciptakan situasi aman dan kondusif, mari kita bersama-sama saling menjaga dan tidak mudah percaya dengan isu-isu yang dapat mengganggu keamanan dan kenyamanan bersama,” ajak Salbiyah. Ia juga mengimbau kepada masyarakat luas untuk tidak menanggapi dan tetap melaksanakan aktivitas seperti biasa. “Terkait berita SMS itu, warga diminta untuk tidak terpengaruh dan setiap imbauan tidak pernah disampaikan via SMS, melainkan sosialisasi langsung atau melalui media cetak maupun media elektronik,” kata dia. Bahkan, untuk di pelosok desa, dalam penyampaiannya melalui Polsek dan Forum Kemitraan Polisi-Masyarakat (FKPM) yang ada di tingkat kecamatan untuk menyampaikan imbauan kepada masyarakat. "Sekali lagi kami tegaskan, masyarakat untuk mengabaikan SMS menyesatkan itu. Jangan kembali mem-forward kepada orang lain," ujarnya. Sebuah pernyataan yang agaknya bertentangan dengan informasi yang saya dapat. Informasi yang saya dapat ini dari orang yang benar-benar ikut memburu pelaku (malam selasa antara maghrib dan isya) dikampungnya, tetapi tidak berhasil ditangkap. Pihak kepolisian harus benar-benar serius dalam menanggani masalah ini. Seandainya di lapangan merupakan sebuah isu belaka maka, polisi harus cepat mengumpulkan masyarakat atau bahkan mengumumkannya lewat media cetak dan elektronik didaerah setempat agar tidak menghambat aktifitas masyarakat yang 80% adalah petani. Semoga tidak ada korban lagi dan pihak kepolisian dapat menanggapi serius masalah yang meresahkan masyarakat ini dengan terjun langsung ke daerah-daerah yang katanya menjadi sarang bagi para pencuri organ tubuh ini dan membongkar sindikat ini sampai ke akar-akarnya.(BS)

1299634632515483614
1299634632515483614

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun