Debu beterbangan, sumpek, sesak
Dalam hiruk-pikuk antusiasme kota
Lalu sesosok jiwa yang acuh, berjalan dingin
Melintasi keramaian yang gerah-gemuruh
Dirimu tak sekalipun peduli
Pada pasir-pasir yang gusar menahan panas yang pengap
Pada kembang-kembang di tepi jalan yang lesu dan pening
Menanti belas kasihan langit juga siraman kepedulian dari mereka yang lewat
Sekelebat dalam pikiranmu, sepintas lalu
Kewajiban yang resah menunggu
Dan kejiwaan yang menunggu belaian pelukan
Ketegasan antara panggilan tugas yang mesti
Dan merawat hati yang tidak boleh tidak
Tapi di hari-hari yang akan datang
Akan tiba waktunya dirimu mengerti
Tentang kisah-kisah kejayaan yang tak pernah berkhianat
Seperti pasir-pasir dan kembang yang setia menunggu
Hingga kembali mekar selepas kemarau usai. **
(Makassar, 28 Mei 2024)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI