Mohon tunggu...
Ria Utami
Ria Utami Mohon Tunggu... Editor - Blogger

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” ― Pramoedya Ananta Toer

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Gaya Hidup Baru, Selamatkan Keuangan yang Terganggu

27 Juni 2020   16:52 Diperbarui: 27 Juni 2020   16:49 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto dan grafis: pribadi

Selain itu, saya mengurangi pos entertainment, seperti nonton bioskop, rekreasi, menginap di hotel, dan makan di resto. Saya memilih nonton film di rumah dengan TV kabel yang sudah sepaket dengan internet. Lalu, untuk makan, saya memilih memasak sendiri yang tentu lebih hemat dan higienis untuk sekeluarga. Bahannya pun saya lebih suka yang lokal karena lebih segar dan murah ketimbang impor.   

Oya, beli baju atau aksesori juga saya kurangi. Lagi-lagi karena jarang keluar rumah, jadi kebutuhan sandang bukan prioritas. Kalau pun membeli baju untuk anak-anak karena sudah kekecilan, saya pilih jenama (brand) dalam negeri. Selain harga lebih murah, hitung-hitung kita membantu industri dalam negeri.

Pentingnya Dana Darurat

Seperti kita ketahui, kita harus berperilaku cerdas dalam menghadapi ketidakpastian seperti pandemi ini. Karena itu, saya baru merasakan pentingnya memiliki dana darurat. Dana darurat tersebut berguna untuk menambal kekurangan pendapatan di masa sulit seperti sekarang ini. Paling tidak jumlahnya bisa untuk menjamin kehidupan sekeluarga sekitar 4-6 bulan. Sembari kita menata kondisi keuangan di saat-saat sulit seperti pandemi, pemotongan gaji, atau bahkan pemutusan hubungan kerja.

Sudah sejak Januari lalu saya melakukannya. Sebanyak 30 persen dari pendapatan bulanan saya sisihkan untuk dana tak terduga. Kalau memang tak terpakai, Puji Tuhan, bisa dialokasikan untuk tabungan atau investasi.

Ngomong-ngomong soal investasi, memang kerap dilupakan. Apalagi dalam kondisi terbatas seperti sekarang. Namun mengingat ketidakpastian situasi di tengah pandemi, tak ada salahnya membuat pos untuk investasi jika memungkinkan.  

Untuk yang masih pemula dalam berinvestasi, pilih yang berisiko rendah. Saya pun demikian. Karena kondisi perekonomian masih tak menentu, saya merasa lebih aman dengan investasi deposito. Karena, seperti bank, deposito dijamin keamanannya oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan mendapatkan pendapatan per tenor.

Tak cuma investasi duniawi, saya juga menyiapkan investasi surgawi. Memang tak banyak, sekitar 10 persen dari pendapatan, karena menyesuaikan dengan kemampuan. Namun, dibarengi rasa ikhlas dan doa, saya yakin persembahan itu akan diterima oleh Yang Maha Kuasa. Amin.

New normal, new lifestyle. Indonesia Semangat!

Dok. pribadi
Dok. pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun