Pasir yang putih, airnya yang jernih, dan pemandangan bawah laut yang cantik, bikin kami betah berlama-lama di laut meski kulit sudah mulai gosong. Di pulau tak berpenghuni itu, kita memang benar-benar dimanjakan dengan kealamiannya. Sayangnya, kami nggak sempat berkeliling di pulau itu. Lain kali deh, kami pasti ke sana lagi.
Di perjalanan pulang dari Pulau Tabuhan, kami mampir ke Rumah Apung, Bangsring. Bisa apa aja di sana? Snorkeling-an lagi. Haha...
Snorkeling Bareng Ikan Hiu, Ngeri Tapi Menantang
Rumah Apung yang dibangun pada 2014 silam memang ditujukan untuk wisatawan yang ingin menikmati panorama bawah air di Bangsring yang aduhai. Benar saja. Ketika menceburkan diri ke laut, ribuan ikan warna warni menghampiri kita. Ditambah dengan terumbu karang yang sudah lebih dari 10 tahun dibudidayakan oleh nelayan setempat, menambah pesona bawah air di sekitar Rumah Apung tersebut.
Puas menikmati Bangsring Underwater, kami lanjut makan siang yang sudah disediakan di Rumah Apung. Sesekali bolehlah menikmati makan di tengah laut, ditemani deburan ombak.
Dari Rumah Apung, kami kembali menuju Pantai Bangsring. Setelah main di pantai seharian, badan terasa lengket, pasir nempel semua di badan. Tapi, nggak usah khawatir, tersedia fasilitas kamar mandi dengan air bersih di sana.
Oya, mungkin bisa jadi pertimbangan kalau pergi ke sana ketika pertengahan tahun. Kenapa? Ombaknya gedeeee...
Pengalaman kemarin, ketika perjalanan pulang dari Pulau Tabuhan, ombak sedang tinggi. Rasanya seperti naik roller coaster. Air laut masuk ke perahu. Barang-barang kami seperti tas basah kuyup terkena cipratan air laut. Tapi, menurut guide kami, itu sudah biasa. Dan benar saja, semua berjalan amaaan...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H