Mohon tunggu...
Ria Utami
Ria Utami Mohon Tunggu... Editor - Blogger

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” ― Pramoedya Ananta Toer

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kebaikan Itu Berawal dari Media Sosial

15 April 2019   16:25 Diperbarui: 15 April 2019   16:57 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keseruan diskusi bareng Semen Indonesia. Foto: @infogresik

Kalau saya ditanya, perbuatan baik apa yang kamu lakukan hari ini? Waduh, mikirnya sampai berjam-jam. Bisa-bisa berujung dengan jawaban, ''Apa yaa....mmm...."

Kadang, kita nggak sadar ada beberapa perbuatan kebaikan yang dilakukan. Misalnya, sharing informasi kemacetan di jalan atau memberi tempat duduk untuk ibu-ibu tua saat antre di bank. Kecil sih. Tapi bisa jadi bermakna bagi orang lain. Itulah yang harus terus dipertahankan. Bagaimana kita membangun kebaikan-kebaikan dari hal-hal sepele.

Berangkat dari komitmen Together we build a better future, Semen Indonesia mengundang Kompasianer serta sejumlah komunitas yang berada di Gresik, Surabaya, dan sekitarnya untuk #membangun kebaikan bareng tiga pembicara keren antara lain travel writer Trinity, founder @infogresik Muhammad Irwan, dan Kepala Biro Komunikasi PT Semen Indonesia Sigit Wahono.

Keseruan diskusi bareng Semen Indonesia. Foto: @infogresik
Keseruan diskusi bareng Semen Indonesia. Foto: @infogresik

Di acara yang berlangsung pada 11 April itu, ketiga pembicara tersebut mengupas soal media sosial. Lho, apa hubungannya media sosial (medsos) dengan kebaikan? Bukannya medsos akhir-akhir ini jadi sumber berita bohong dan ujaran kebencian?

Eits tunggu dulu. Justru melalui medsos, Trinity, Irwan, dan Sigit rajin berbagi mengenai hal-hal positif. Bahkan, postingan mereka sarat dengan informasi dan menginspirasi banyak netizen.

Trinity misalnya. Travel writer ini sejak 2005 sudah konsisten menulis perjalanannya ke berbagai negara dan destinasi wisata dalam blog-nya, naked-traveler.com. Sampai saat ini sudah 89 negara dia kunjungi. *applause*.

Cerita mengenai perjalanannya yang dikemas dengan bahasa yang renyah, bikin penikmatnya terus menunggu postingan berikutnya. Ditambah lagi deskripsinya yang kuat akan sebuah tempat, jadi magnet buat pembaca untuk mengunjungi lokasi itu.

Tulisannya pun sarat dengan informasi selama perjalanan. Misalnya, apa aja yang bisa dilakukan saat menunggu lama di airport, memilih transportasi murah di sebuah negara, sampai menghemat budget liburan. Satu lagi yang membuat saya kepincut sama blog-nya Trinity, destinasi yang ditawarkan selalu antimainstream.

Percaya nggak, saya baru tahu ada negara bernama Seychelles, Afrika, ya dari naked-traveler. Bahkan, saya ikutan bikin blog soal traveling dengan anak ya dari blog-nya mantan MMK (mbak-mbak kantoran)-sebutan Trinity ketika masih kerja kantoran-itu. 

Kalau awalnya Trinity menggunakan Twitter untuk komunikasi dengan warganet, sekarang dia sudah merambah Facebook dan Instagram. ''Saya lebih suka disebut travel writer. Medsos saya gunakan untuk promo buku-buku saya," cerita Trinity yang bisa setiap saat update ngetwit. Sedangkan frekuensi posting di Instagram atau Facebook bisa dua sampai tiga hari sekali. Kalau Youtube bisa sebulan sekali.

Menariknya, semua yang dipaparkan oleh Trinity di semua medsosnya menggugah netizen untuk lebih mencintai alam, menikmati keindahan tempat-tempat wisata, dan menghargai perjalanan. ''Sebelum sharing di medsos, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Salah satunya, konten bermanfaat dan menginspirasi follower," ujar Trinity membeberkan sukses bermedia sosial.

Dia juga menambahkan kalau kita kudu konsisten dengan konten yang kita bikin. Kalau memang soal traveling, ya isinya sebagian besar harus soal itu. ''Pokoknya be yourself. Cari tahu passion kita apa," tambah Trinity.

Keseruan diskusi bareng Semen Indonesia. Foto: @infogresik
Keseruan diskusi bareng Semen Indonesia. Foto: @infogresik

Muhammad Irwan, Trinity, dan Sigit Wahono dalam acara diskusi #membangun kebaikan bersama Semen Indonesia. Sumber foto: Semen Indonesia
Muhammad Irwan, Trinity, dan Sigit Wahono dalam acara diskusi #membangun kebaikan bersama Semen Indonesia. Sumber foto: Semen Indonesia

Hal lainnya yang harus diperhatikan kalau sharing ke medsos yaitu visual menarik serta caption deskriptif dan informatif. Supaya banyak dilirik warganet, saat posting jangan lupa perhatikan jam-jamnya, tak perlu menggunakan banyak tagar, berinteraksi positif, serta berpartisipasi dengan pembicaraan yang jadi trending topic saat itu.   

Tapi, Trinity pun tak menampik adanya dampak negatif yang ditimbulkan dari media sosial. Di antaranya, kita jadi mager (malas gerak), mengganggu privasi, peer pressure, serta cyber bullying.

''Makanya, kita harus bijak dalam bermedsos," ujar Trinity di depan sekitar 100 orang peserta diskusi.

Gimana sih bijak bermedsos itu? ''No hoax, perhatikan siapa nara sumbernya, pikir dulu sebelum share, tidak share identitas yang berlebihan, no spam, tidak men-tag yang nggak berkepentingan, berbahasa yang benar, dan follow yang bermanfaat," bebernya.

Obrolan juga makin gayeng berkat interaksi antara pembicara dengan peserta yang antusias. Banyak pertanyaan muncul, terutama soal bagaimana mengelola akun media sosial.

Di acara itu, pengelola @infogresik Muhammad Irwan juga menceritakan pengalamannya. ''Awalnya saya mengelolanya sendiri. Tapi, karena sudah berkembang dan permintaan klien bertambah, saya merasa harus memiliki tim sendiri. Apalagi, kami juga punya klien-klien yang permintaannya beragam," kata Irwan.

Akun yang berisi mengenai informasi sekitar Gresik itu berawal dari akun Twitter. Respons masyarakat sangat bagus. Kemudian, Irwan membuat akun dengan nama yang sama untuk Facebook, Instagram, dan Youtube.

Tak tanggung-tanggung, informasi yang dibagikan cukup beragam. Mulai kondisi lalu lintas, kuliner, tempat wisata, sampai festival budaya yang ada di Gresik. ''Orang Gresik sendiri ada yang nggak tahu bahwa di daerah Menganti banyak pemeluk agama Hindu. Padahal, Gresik dikenal sebagai kota santri," ujar Irwan yang sudah 18 tahun mengelola akun @infogresik.

Dia juga punya tips soal bijak bermedsos. ''Media sosial ini ibarat halaman rumah kita. Jadi, jangan biarkan kotor dengan sampah," pungkasnya. (*)

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun