Kalau awalnya Trinity menggunakan Twitter untuk komunikasi dengan warganet, sekarang dia sudah merambah Facebook dan Instagram. ''Saya lebih suka disebut travel writer. Medsos saya gunakan untuk promo buku-buku saya," cerita Trinity yang bisa setiap saat update ngetwit. Sedangkan frekuensi posting di Instagram atau Facebook bisa dua sampai tiga hari sekali. Kalau Youtube bisa sebulan sekali.
Menariknya, semua yang dipaparkan oleh Trinity di semua medsosnya menggugah netizen untuk lebih mencintai alam, menikmati keindahan tempat-tempat wisata, dan menghargai perjalanan. ''Sebelum sharing di medsos, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Salah satunya, konten bermanfaat dan menginspirasi follower," ujar Trinity membeberkan sukses bermedia sosial.
Dia juga menambahkan kalau kita kudu konsisten dengan konten yang kita bikin. Kalau memang soal traveling, ya isinya sebagian besar harus soal itu. ''Pokoknya be yourself. Cari tahu passion kita apa," tambah Trinity.
Hal lainnya yang harus diperhatikan kalau sharing ke medsos yaitu visual menarik serta caption deskriptif dan informatif. Supaya banyak dilirik warganet, saat posting jangan lupa perhatikan jam-jamnya, tak perlu menggunakan banyak tagar, berinteraksi positif, serta berpartisipasi dengan pembicaraan yang jadi trending topic saat itu.
Tapi, Trinity pun tak menampik adanya dampak negatif yang ditimbulkan dari media sosial. Di antaranya, kita jadi mager (malas gerak), mengganggu privasi, peer pressure, serta cyber bullying.
''Makanya, kita harus bijak dalam bermedsos," ujar Trinity di depan sekitar 100 orang peserta diskusi.
Gimana sih bijak bermedsos itu? ''No hoax, perhatikan siapa nara sumbernya, pikir dulu sebelum share, tidak share identitas yang berlebihan, no spam, tidak men-tag yang nggak berkepentingan, berbahasa yang benar, dan follow yang bermanfaat," bebernya.
Obrolan juga makin gayeng berkat interaksi antara pembicara dengan peserta yang antusias. Banyak pertanyaan muncul, terutama soal bagaimana mengelola akun media sosial.
Di acara itu, pengelola @infogresik Muhammad Irwan juga menceritakan pengalamannya. ''Awalnya saya mengelolanya sendiri. Tapi, karena sudah berkembang dan permintaan klien bertambah, saya merasa harus memiliki tim sendiri. Apalagi, kami juga punya klien-klien yang permintaannya beragam," kata Irwan.