Mohon tunggu...
Ria Utami
Ria Utami Mohon Tunggu... Editor - Blogger

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” ― Pramoedya Ananta Toer

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ada Cinta dalam Sekotak Cokelat Jamu

30 Juli 2015   16:53 Diperbarui: 11 Agustus 2015   22:56 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasa pahit jadi salah satu alasan banyak orang, terutama anak-anak dan orang muda kurang suka minum jamu. Sayang ya. Padahal, jamu punya banyak khasiat. Ada yang bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh sampai membantu menyembuhkan penyakit. Info lengkapnya bisa diintip di http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-upt/brc-ukbb/bccs-collection.

 Belum lagi stigma jamu yang nggak gaul, bikin banyak remaja mundur teratur kalau disuruh minum jamu. Kurang nge-hits (katanya) kalau dibandingkan dengan makanan dan minuman kemasan.

 Melihat jamu yang kurang akrab di kalangan anak muda, Fajria Darell Sofiana tak tinggal diam. Dia mulai mencari cara supaya jamu bisa akrab di lidah masyarakat, terutama kaum muda. ''Jamu adalah warisan budaya bangsa. Kalau bukan kita-kita anak muda yang meneruskan, siapa lagi?" kata perempuan berusia 20 tahun ini.

 Karena kesukaannya minum jamu dan memasak kue, dia mencoba memadukan bahan-bahan jamu dengan cokelat. Loh, kenapa memilih cokelat?

 Menurut cewek Semarang ini, cokelat adalah salah satu makanan favorit mulai anak-anak sampai orang dewasa. Bahkan, banyak yang addict sama makanan berbahan cokelat. Setelah melalui sekitar dua kali proses utak atik resep, akhirnya, terciptalah ChocoHerbs, cokelat citarasa jamu tradisional.

 Di luar ekspektasinya, ChocoHerbs mampu merebut hati teman-temannya. Banyak teman yang memesan. Harganya lumayan terjangkau sih. Sekotaknya cuma Rp 15 ribu. Itu sudah berisi 16 coklat. Ditambah dengan kemasannya yang cantik, membuat cokelat jamu buatan Fajria ini cocok juga untuk oleh-oleh atau kado buat someone special.

 

 

 

Kemasan Unik"][/caption]

 

 

Berkat inovasinya ini, Fajria pernah menang dalam kompetisi bussiness plan mengenai diversifikasi pangan berbahan baku lokal. Sejak menang lomba, Fajria mulai serius menekuni bisnis cokelat jamu itu. Dari pemilihan bahan baku, pembuatan, sampai pemasarannya, dilakukan sendiri. Karena masih kuliah, untuk sementara ini penjualan hanya made by order dan saat ada event seperti Festival Jamu Internasional, pameran, dan bazar.

Oia, varian dari produk ChocoHerbs ada beberapa rasa kunyit, kencur, jahe, dan temulawak. Supaya konsumen paham khasiat dari jamu yang terdapat dalam cokelat itu, di kemasan, Fajria juga menuliskan manfaatnya apa saja bagi tubuh. ''Biar jamu tetap eksis dan lebih banyak peminatnya," kata perempuan berjilbab ini.

 

 [caption caption="Rasa Jamu Tradisional"]

[/caption]

 

 Jamu-Jamu Favorit

Kalau saya paling demen sama ChocoHerbs rasa temulawak. Bisa jadi karena rasa temulawak yang sudah akrab di lidah saya. Ya, saya sekeluarga memang rutin mengonsumsi ramuan temulawak. Bikin sendiri, lho. Caranya, temulawak diiris tipis, direbus, dan dicampur dengan gula aren. Segaaar...

Manfaatnya terasa. Nafsu makan anak-anak saya terdongkrak semenjak rutin minum sari temulawak itu. Daya tahan tubuh pun lebih bagus. Bagi saya yang baru melahirkan, sari temulawak ini membantu mengembalikan kekejangan otot setelah persalinan. Orang tua saya juga merasakan khasiat sari temulawak ini untuk mengatasi gangguan ginjal dan hati serta mengobati maag.

Selain temulawak, saya suka yang rasa kunyit. Ya, saya sudah lama ''bersahabat'' dengan kunyit, terutama saat haid. Setelah punya anak, kunyit pernah jadi ''penyelamat'' saat anak saya demam. Kunyit diparut kemudian diperas untuk diambil airnya. Supaya rasanya lebih enak, perasan kunyit itu saya tambah sedikit madu. Sekarang, sebagai ibu menyusui, untuk memperlancar ASI, saya rajin minum air perasan kunyit. Hasilnya, tokcer. ASI saya lancar dan bisa kasih ASI full untuk si dedek.

ChocoHerbs adalah salah satu wujud cinta pada warisan negeri sendiri. Ayo, dukung jamu Indonesia supaya makin maju dan berkembang.

 

 

 

 <a href="http://biofarmaka.ipb.ac.id/"><img src="http://biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2015/Logo%20Pusat%20Studi%20Biofarmaka%202015.png" alt="Dies Natalis PSB 2015" width="200" height="175" border="0" /></a>

 

">

 

 

 

 

Sumber:

 

 

 

http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-upt/brc-ukbb/bccs-collection

http://biofarmaka.ipb.ac.id/publication/journal

Foto-foto: ChocoHerbs

Interview Fajria Darell Sofiana

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun