Malam itu saya nggak sengaja baca buku harian anak sulungku, Edo. Ceritanya tentang liburan sekolah. Gini nih isinya:
Hari ini aku pertama masuk sekolah. Kalau kelas dua dulu kelasnya di bawah, sekarang, kelas tiga ruangannya di lantai atas. Karena belum ada pelajaran, guruku mengajak kami untuk saling berkenalan. Ada teman lama dari kelas dua dulu, tapi, banyak juga teman baru dari kelas lain. Aku dan teman-teman diminta maju satu per satu untuk cerita pengalaman selama liburan.
Cerita teman-temanku seru. Darren cerita liburan ke Jatim Park 2 Batu. Neysa diajak opanya ke Malaysia. Amanda mudik ke Lumajang, Otniel nginep di hotel bareng sepupu-sepupunya. Duh, rasanya pengin nangis. Soalnya aku nggak pergi ke mana-mana, di rumah aja.
Dan, tibalah giliranku cerita.
Aku cerita, liburan sekolah kali ini, aku di rumah saja. Bapak dan ibuku nggak bisa cuti kerja. Lagian, aku baru punya adik bayi berumur dua bulan. Jadi, nggak bisa diajak pergi-pergi jauh.
Aku sedih banget. Nonton TV acaranya jelek-jelek, nge-game di komputer udah bosan.
Melihat aku cuma bengong, ibu mengajak bersih-bersih rumah. Diawali dari kamarku. Aku disuruh membereskan barang-barang di kamar yang sudah tak terpakai dan dimasukkan ke dalam kardus untuk dibuang atau diberikan pada orang yang membutuhkan.
[caption caption="Saatnya beres-beres kamar"][/caption]
Eh, ternyata, ada sebuah helm full face warna putih tergeletak di atas lemari pakaianku. Helm itu pernah aku pakai cuma sekali waktu diajak omku naik motor ke rumahnya. Setelah itu, aku nggak pernah naik motor lagi. Makanya, helmnya disimpan sama ibu di dalam plastik dan ditaruh di atas lemari pakaianku. Kata ibuku, helm itu hadiah dari Yamaha waktu ikut acaranya Yamaha. Helmnya gede banget dan ada tandatangan Jorge Lorenzo di bagian samping. Itu loh, sang juara Moto GP 2010. Ibuku bilang, helm itu edisi terbatas, nggak banyak yang punya.
Wah, kalau helm itu ikut dibuang atau dikasih ke orang kan sayang, ya. Tapi, kalau disimpan terus untuk apa juga. Dengan berat hati, aku masukkan ke dalam kardus. Eh, ibuku melarangnya. Beliau bilang, ''Kita jual aja di OLX.'' Aku nanya, apa itu OLX?
Ibuku jelasin kalau OLX itu website iklan baris untuk membeli dan menjual barang-barang bekas dan baru. Nah, OLX Indonesia ini lagi bikin gerakan #BekasJadiBerkah. Kita bisa menjual barang bekas layak pakai untuk kemudian hasilnya dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.
Mendengar penjelasanku, teman-teman manggut-manggut tanda mengerti. Aku jadi makin semangat ceritanya. Ibuku lalu motret helm itu dan diunduh ke situs OLX.
Bu guru nanya, kalau udah laku, duitnya mau diberikan ke siapa? Aku bilang kalau helm itu sudah laku, duitnya mau disumbangkan ke komunitas Save Street Child Surabaya.
Kata ibuku, komunitas itu menangani anak-anak jalanan dan anak-anak dari keluarga tak mampu secara gratis. Mereka belajar di taman-taman kota. Malah, ada yang di pinggir jalan dekat lampu lalu lintas. Kakak-kakak di komunitas itu juga punya program Jumat Sehat untuk memberikan tambahan gizi bagi anak-anak didiknya. Makanya, aku pengin ikut bantu teman-teman yang kurang beruntung itu. Komunitas Street Child Surabaya menerima sumbangan berupa duit, susu, biskuit, alat-alat tulis, dan buku bacaan. Bisa juga dengan jadi pengajarnya.
Nggak disangka, setelah aku cerita mengenai program #BekasJadiBerkah-nya OLX, teman-teman dan bu guru pengen banget ikutan juga. Aku kasih tau aja untuk langsung klik website OLX.
Ternyata, cerita liburanku di rumah nggak kalah asiknya loh sama teman-teman lain. Ah, makasih ibu, udah ngajarin Edo membantu orang lain melalui program OLX ini.
Selesai membaca buku harian Edo, tak terasa air mataku menetes. Ah, Edo, ibu bangga sama kamu, nak. Semoga gerakan #BekasJadiBerkah dari OLX ini juga makin banyak pengikutnya. Oia, jangan lupa cek lapak saya ya di xaveria81.
[caption caption="Helm Yamaha ada tandatangan Jorge Lorenzo"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H