Lou, ijinkanlah aku mengenang kencan pertama kita.
Kalau itu boleh dibilang kencan. Setelah kupikir lagi, aku membuatmu terpaksa menerima ajakanku. Kamu tidak punya pilihan. Hari hampir siang, kutanya lewat Facebook chat, "Sudah makan?"
Kamu jawab, "Sudah. Makan angin."
Aku tersenyum sendiri.
"Mau kutraktir?" tulisku.
Tak ada jawaban.
Aku malu telah menuliskannya. Kamu tidak tahu, aku menjadi sangat pemalu menghadapi gadis yang diam-diam kusukai. Kalau ada tombol undo, pasti aku menekannya.
Aku menunggu. Tiba-tiba kamu offline.
Kutulis, "Maaf, anggap saja aku tidak menuliskan itu…. Sekali lagi maaf."
Tiba-tiba bulatan kecil itu kembali biru. Kamu sedang mengetik. Lalu muncul, "Mengapa minta maaf???"
Mukaku pasti langsung merah di depan laptop.