Kujawab, "Karena kupikir jawabannya adalah 'tidak.'"
Kamu balas, "Hahha..lum dijawab kaleee...."
Lou, kamu membuatku naik ke awang-awang. Kamu tambahkan, "Tadi habis cari wallpaper."
Terima kasih. Lou….
Kutulis, "Kalau begitu, kutanya lagi, 'mau kutraktir?'"
Kamu tanya kapan dan dimana. Kusebutkan nama tempatnya. Kamu belum pernah ke sana. Kita buat janji bertemu. Kamu tanya nomor ponselku. Terima kasih Lou, akhirnya aku bisa mendapat nomormu tanpa harus mencurinya dari adik perempuanku.
Lou, kamu tidak tahu, hampir setahun kukumpulkan keberanian buat mendekatimu.
Masih kuingat kenangan awal tahun. Kamu duduk di lantai ruang tamu, menunggu adikku. Kuperhatikan kamu dari ruang tengah. Kamu pergoki aku mencuri pandang, tetapi kamu diam saja. Aku hanya bisa pura-pura menatapmu sepintas. Aku bahkan tidak berani menegurmu.
Lou, terima kasih buat kesempatan menatap wajahmu dari dekat.
Kamu manis. Aku menyukai lesung pipimu, kamu begitu manis saat tersenyum. Aku menyukai senyummu. Ada gigi gingsul yang membuat senyummu malah lebih manis. Pernah kulihat kamu begitu serius di depan laptop, bibirmu terbuka memperlihatkan gigi-gigi putihmu. Aku suka. Kugunakan ponsel untuk merekamnya tanpa pernah kamu sadari.
Lou….