Mohon tunggu...
Anak Nusantara
Anak Nusantara Mohon Tunggu... -

Anak Pulau tanpa batas di Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gayus Amat Sih Lu?

8 November 2011   12:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:55 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gayus memang sudah mulai raib. Popularitasnya mulai menghilang, bersamaan dengan munculnya berita-berita heboh lainnya. Namun, apa yang dilakukan Gayus benar-benar fenomenal. Padahal, kalau kita sidik-selidik, apa yang dilakukannya adalah hal yang biasa di Indonesia: "Ada rencana bantah?" :-)

Tidak usah protes dan jangan menyangkal, kalau yang namanya korupsi, suap menyuap dan melakukan fraud adalah hal yang biasa di Indonesia. Lumrah malah...

Semua orang normal (mulai dari yang kurang, hingga yang para) tahu benar kalau hampir sebagian besar orang Indonesia pernah melakukan korupsi. Korupsi waktu yang paling sering sih. Janji jam 2, datang jam 2.15. Seharusnya jam 8,  datangnya jam 8.30. Kalau Korupsi duit?

Nah, memakai hukum Vilfredo Pareto 80:20, maka dari tiap 20 persen orang Indonesia, 80 persen tanpa sadar ataupun sadar (kalo nggak, ngaku lagi kesurupan deh) melakukan korupsi. Dan tidak malu. Dan tidak tahu (atau pura pura tidak tahu). Dengan alasan terpaksa dan ada kesempatan.

(Mudah2an, kita termasuk 20% dari yang 20%. Amin).

Ada kesempatan? Ya iyalah... Sri Mulyani yang doktor aja pernah bilang:"Jangan salahkan sistem ya bow... Walaupun, renumerasi sudah tinggi, korupsi tetap aja jalan di Indonesia". Bingung gue...#*()+@"?

Eniwei, sebenarnya bukan korupsi sih yang mau saya bahas disini. Tapi, nama Gayus itu sendiri. Gayus menjadi istilah baru yang renyah untuk di lafalkan (entah sekarang.. apa masih ya?).

Saya masih ingat, dulu ada istilah Jayus untuk menggambarkan sesuatu yang kampungan atau norak. "Jayus lu ah" artinya norak atau kampungan.

Nah, hebatnya Gayus, istilah Jayus sepenuhnya telah diambil alih Gayus sekarang. Sampai-sampai Renny Jayusman yang dulunya rela pesta tujuh macam bubur untuk mendapat nama Jayusman, terpaksa mandi tujuh sumur untuk ganti nama jadi Renny Gayusman. Agar terkenal kembali.. ;-)

Menurut gosip, acara 'Gayung Bersambut" pun akan ditayangkan kembali dengan nama "Gayus Bersambut Paksa (Polri, Pajak dan Jaksa)".

Nama Gayus, kini semakin sering digunakan. Seperti istilah F..k (*sensor*) dalam bahasa Inggris. Nama Gayus terasa renyah digunakan. Semisal:

"Gayus amat sih luh" artinya kampungan deh elu. OKB baru ya?

"Ya ampun, lu tu ya. Kan udah punya pacar, masih aja Gayus". Artinya masih kemaruk. Selingkuh sana, selingkuh sini sono.

"Eh, bro (maling). Ntar malam kita Gayus rumah yang mana nih?"

"Lu jadi cewek/cowok, Gayus amat sih?"

"Dasar cewek/cowok Gayus, maunya naik mobil mulu..."

Coba apa artinya ini:

"Lu Gayus amat sih? Gak puas sama si A ya?"

"Hati-hati dong makannya, jangan Gayus begitu"

"Diet dong bow... Nanti Gayus lho"

"Ayo dong bang... Dah Gayus nih"

"Aduh gila, dimana sih toilet... Dah gayus nih"

"Gayus gue! Ketahuan deh selingkuhan".

"Ku gayus Lambey-mu, sembarangan aja ngomong"

"Say, jangan lupa ya... Ntar malem kita gayus-an"

"Mau kemana bow? Mau gayus ke luar negeri ya?"

"Gayus kok ke Singapore, ya ke Timbuktu Afrika sana lah... "

Nah, selanjutnya silahkan anda gunakan sepuasnya, jika anda Gayus. Saya sih gak Gayus, semuanya kan ter-gayus anda. Akhirul kalam, saya gayus dulu ya.... Ciao ;-)

Note. Sebenarnya, ini tulisan Gayus yang pernah saya coba tumpahkan di komputer gayus saya. Tapi entah kenapa, nggak berani saya Gayuskan... Tapi, kali ini saya Gayuskan deh...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun