“Di sini masih sangat kekurangan guru, guru mengajar sembarang mata pelajaran, bahkan untuk beberapa sekolahan. Bangunan sekolah juga masih jauh dari kata mewah, hanya terbuat dari bebak atau rangkaian pelepah gewang (sebangsa palem) dan atapnya daun gewang,” kata Rukuan.
Tetapi, mengajari anak-anaknya, menurut Rukuan, adalah menjadi cerita hidupnya tersendiri di waktu yang akan datang. Mengajar anak-anak daerah terdepan, terluar, dan tertinggal. (RUDIYANSYAH)
Catatan :
Naskah penulis ini telah di terbitkan di surat kabar harian Lampung Post, Minggu 01 November 2015 dan di laman http://lampost.co/berita/-memilih-menjadi-guru-perbatasan-indonesia
Sumber gamabr dari tautan yang sama
RUDIYANSYAH (Wartawan Surat Kabar Harian Lampung Post)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H