Salam Kompasiana! Kepada kader kader PDIP pengikut setia saat ini anda telah diporak porandakan dengan kehadiran Jokowi di Tubuh PDIP. Mengapa? Ingat Pesan Almarhum Bapak taufik Kemas?
Taufiq Kiemas Sepakat Jokowi Tak Usah Jadi Capres
Jokowi harus fokus mengurus Jakarta saat ini, tak usah jadi capres.
Senin, 15 April 2013, 16:29 Dwifantya Aquina , Nila Chrisna Yulika © VIVA.co.id Lihatlah, Megawati sebagai Trah Sukarnois telah gagal mewariskannya ke Puan Maharani atau ke Muhammad Prananda. Skenario pemunculan Jokowi sudah dirasakan sejak Tampilnya Jokowi sebagai kandidat di Pilkada DKI 2012 lalu, bahkan Taufik Kemas juga sudah mengingatkannya. Dalam Perjalanan Politik Megawati selama ini, inilah Keputusan yang sangat FATAL dilakukan oleh Megawati. Ketika Urusan Internal Partai direcoki oleh Orang orang luar partai. Seharusnya Megawati tidak melakukan itu, dimana beliau lebih mendengarkan saran Tokoh luar Partai dibanding Para tokoh yang ada didalam partai PDIP sendiri (terutama taufik Kemas yang juga selaku Suami sendiri, Pramono Anung, Tjahyo Kumolo). Perjalanan Trah Soekarno di tubuh PDIP akhirnya harus kandas di tangan Handoko Joko widodo. Puan Maharani yang telah dipersiapkan jauh jauh hari, akhirnya harus puas nantinya menjadi pengurus biasa. Muhammad Prananda yang digadang gadang mewarisi Jiwa Sukarno juga harus mengurungkan niatnya untuk muncul kepermukaan (karena selama ini Prananda lebih banyak dibelakang layar). Tokoh tokoh lama PDIP nantinya juga harus tergantikan secara besar besaran dengan hadirnya jokowi. Mega dan hampir seluruh jajaran Pimpinan Nasioanal PDIP begitu terherannya, melihat begitu banyaknya Media yang menaikkan elektebilitas dan pencitraan jokowi, seolah olah masyarakat di seluruh Indonesia mendukungnya untuk menjadi Capres. Lihatlah betapa kuatnya orang orang yang ada di belakang Jokowi ini, sampai sampai ada rumor yang muncul... Pembicaraan antara Mega & Jokowi... Mega: Dek Jokowi, kamu ini siapa sih sebenarnya? Jokowi : saya orang biasa bu, Itulah pembicaraan singkat yang sempat muncul dibeberapa sosial media. Keheranan Megawati juga semakin terbukti, ketika ada sebuah konspirasi & tekanan yang cukup besar. Khususnya dari Kelompok Sabam Sirait dan para Konglemerat Hitam. Dimana PDIP harus mendeklarasikan Pencapresan jokowi sebelum Pemilihan Legislatif tanggal 9 April 2014.  Nyata sudah siapa sebenarnya Jokowi itu dan orang orang yang ada dibelakangnya. Dukungan secara serentak dan sistematis yang memang sengaja diciptakan. Kelompok kelompok kecilpun bermunculan mendukung jokowi for Presiden 2014 dari luar Partai PDIP. Kelompok kelompok ini adalah buatan, yang rata rata umurnya hanya baru 3-6 bulan saja sebelum Pemilu 9 april 2014. Bahkan saat ini, diberbagai daerah yang nantinya akan serentak mendeklarasikan diri mendukung jokowi masih menunggu intruksi, karena anggaran belum turun. Hal ini disebabkan karena suara hitung cepat PDIP dibawah target hanya mendapat 19,7%). Yang membuat para Cukong dan pendanaan ragu ragu. Ditambah lagi, belum adanya Surat Resmi dari PDIP atas Pencapresan Jokowi dan masih kurangnya kuota untuk syarat Pencapresan dari Partai peserta Pemilu. Koalisi dengan Nasdem pun masih tanda tanya dan ragu ragu, benarkah niat Surya Paloh dengan Nasdemnya itu murni?  Jangan jangan hanya permainan Politik tingkat tinggi.  Bisa bisa Jokowi dengan PDIP nya malah gagal memajukan calonnya (kasus 1999 dengan versi yang berbeda/pemenang pemilu tetapi gagal dapat kursi Presiden). Kembali ke Trah Sukarno, Mega seperti memakan buah simalakama, dimakan mati ayah, enggak dimakan mati ibu. Kenapa? Mendukung Jokowi bila sukses dan menjadi Presiden, secara otomatis Trah Sukarno dipastikan akan memudar. Mendukung Jokowi bila gagal, terjadi perpecahan di tubuh PDIP, karena masing masing pihak akan saling menyalahkan. Baik kubu Projo (Pro Jokowi), kubu Pro Mega, kelompok Puan Maharani, kelompok Prananda, kelompok Guruh, maupun kelompok Sabam Sirait. Inilah kenyataan yang harus dihadapi oleh PDIP dengan Ketua Umumnya Megawati Sukarno Putri saat ini. Suksesi Trah Sukarno yang telah beliau rintis jauh jauh hari, harus pudar hanya dalam waktu singkat, sejak dideklarasikannya Pencapresan Jokowi. Jalan terbaik yang bisa dilakukan oleh Mega & PDIP adalah mengevaluasi kembali Pencapresan terhadap Jokowi dan bisa menggantikannya dengan sosok lain, Tokoh Nasional  yang lebih memiliki Nilai Tinggi & Positif (baik dalam Partai maupun luar partai) . Bila langkah ini dilakukan, bukan saja akan menyelamatkan Trah Sukarno, tetapi akan menyalamatkan PDIP itu sendiri. Karena pendukung Jokowi yang mendesak dan memaksakan kehendak hanyalah orang orang yang berada diluar Partai PDIP. Mereka adalah orang orang yang ingin mengambil jalan pintas untuk bisa mencapai Posisi Elit di PDIP. Karena mereka sangat tahu betul, PDIP adalah Partai Kaderisasi yang solit dan terorganisir dengan baik. Demikian penulis menyampaikan pengamatan dan penilaian. Dan semua berpulang kepada Orang orang yang ada di Partai PDIP sendiri, khususnya Megawati. Bila terdapat kesalahan dan kekurangan refrensi dan penyampaian, penulis memohon maaf. Kita tidak ingin peristiwa 27 juli 1996 terulang kembali di tubuh PDIP. Kepada Kompasiana terima kasih telah memuat tulisan ini. Dan jugakepada para pembaca yang ada di seluruh Indonesia. Salam Indonesia Jaya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H