Mohon tunggu...
Anak Laut
Anak Laut Mohon Tunggu... -

Akun ini dikelola secara kolektif oleh anak muda yang berusaha menyebarkan dan menanamkan jiwa maritim keseluruh masyarakat Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money

Optimalisasi Sumber Daya Perikanan Indonesia

11 Mei 2016   15:41 Diperbarui: 11 Mei 2016   15:53 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kilasmaluku.fajar.co.id

(ekonominews.com)

Mengingat 2/3 luas wilayah Indonesia adalah laut, tentu bukan hal yang mustahil jika Indonesia kelak menjadi pusat maritim dunia, seperti yang menjadi target utama dari kabinet kerja Jokowi. Dengan luas laut mencapai 3.257.483 kilometer persegi (belum termasuk perairan zona ekonomi eksklusif) dengan panjang garis pantai 81.497 kilometer, sudah seharusnya Indonesia mampu untuk menghidupi dan menyejahterakan rakyatnya, bahkan mewujudkan mimpi menjadi poros maritim dunia.

Belum lagi soal potensi kelautan dan perikanannya. Jika kita membedah lebih dalam tentang potensi kelautan dan perikanan Indonesia, hasilnya sungguh luas biasa. Dari Malaka hingga Arafura, potensi perikanan Indonesia sangat melimpah ruah. Kekayaan laut tersebut mencakup ikan pelagis besar seperti tuna, tongkol, dan cakalang yang hidup di permukaan laut. Adapula ikan pelagis kecil yang hidup di permukaan laut seperti lemuru, kembung dan layang. Serta ikan demersal atau jenis ikan yang hidup di dasar laut seperti kakap, bawal dan kurisi. Ragam komoditas ini menghiasi wilayah perairan Indonesia.

Mari kita bedah soal potensi perikanan Indonesia. Berdasarkan data dari Direktorat Pengembangan Investasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI (KKP), potensi perikanan terbesar terdapat di Zona Perairan Laut Cina Selatan dengan potensi perikanan mencapai 1,05 juta ton. Kemudian, posisi kedua ditempati oleh Selat Makassar yang menyimpan potensi sebanyak 929 ribu ton.

Tak hanya itu, wilayah perairan Indonesia lainnya juga memiliki potensi perikanan yang melimpah. Yakni Laut Arafura sebanyak 855 ribu ton, Laut Jawa 836 ribu ton, Teluk Tomini 595 ribu ton, Samudera Hindia di barat Sumatera 565 ribu ton, Samudera Hindia sisi selatan Pulau Jawa sebanyak 491 ribu ton. Dan wilayah perairan lain seperti Laut Sulawasi, Laut Banda, Selat Malaka Samudera Pasifik memiliki potensi perikanan sekitar 300 ribu ton. Menakjubkan bukan?

Sumber daya perikanan Indonesia tidak terhenti disitu saja. Belum lagi komoditas unggulan seperti udang, kepiting, rajungan, dan rumput laut. Mereka juga mewarnai pasar ekspor Indonesia. Seperti udang misalnya, Indonesia menempati peringkat pertama sebagai produsen udang terbesar di ASEAN. Bahkan dijuluki sebagai raja udang ASEAN dengan total produksi mencapai 645 ribu ton pada tahun 2014 dan menyumbangkan devisa bernilai hingga milyaran US$.

Akan semakin panjang ceritanya jika terus membicarakan tentang potensi kelautan dan perikanan Indonesia. Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah apakah Indonesia mampu untuk mengoptimalisasikan potensi perikanan dan kelautannya? Jawabannya: harus mampu. Lantas, bagaimanakah caranya?

Mengamati perkembangan dari KKP, optimalisasi sumberdaya perikanan Indonesia dimulai melalui pembangunan sentra bisnis kelautan dan perikanan terpadu di kawasan perbatasan. Guna memacu potensi bisnis di pintu gerbang Indonesia, sentra bisnis kelautan dan perikanan terpadu harus dilengkapi dengan berbagai sarana infrastruktur penunjang. Sejauh ini, sedikitnya, pemerintah akan membangun 5 infrastruktur utama dalam upaya memperlancar jalannya bisnis tersebut. Pembangunan di tiap daerah antara lain mencakup dermaga, air bersih, instalasi listrik, gudang beku terintegrasi dan kapal penangkapan.

Sentra bisnis tersebut dibangun dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia. Fokus pengembangan di wilayah barat antara lain di Simeuleu, Aceh. Sedangkan di ujung timur difokuskan pengembangan di Merauke, Papua. Di berbagai wilayah terdepan tersebut, terdapat 5 peluang bisnis potensial yang bisa dimanfaatkan dan dikembangkan lebih lanjut oleh masyarakat Indonesia. Yakni berupa bisnis perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri pengolahan, sistem rantai dingin dan pergudangan.

Industri perikanan tangkap dan budidaya masih menjadi tumpuan utama KKP karena produksinya yang selama ini masih mendominasi dibandingkan dengan sektor perikanan lain. Adapun, hal lain yang sangat penting adalah kelangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat pesisir. Seperti penyediaan alat tangkap, kapal untuk nelayan, asuransi untuk nelayan hingga sertifikasi tanah nelayan dan pembudidaya.

Dengan optimalisasi sumber daya perikanan dan kelautan ini, besar harapan dan ketergantungan pertumbuhan ekonomi, serta harapan dapat memperbaiki nasib kesejahteraan khususnya masyarakat pesisir. Melalui sejumlah langkah strategis, produksi perikanan diharapkan setidaknya mampu meningkatkan konsumsi ikan dan menopang ketahanan pangan nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun