Lika-liku import yang semakin menciutkan nyali pengusaha maritim khususnya pengusaha pemula atau anak muda disektor ini, merupakan tantangan yang pertama dan utama. Bila pemerintah Indonesia masih berambisi menjadi poros maritim dunia, mencetak generasi pengusaha pemula adalah salah satu upaya yang paling penting untuk menjadi lawan tanding negara lain.
Mengingat pada pada tahun 2020-2030 Indonesia diproyeksi mendapakan bonus demografi dimana jumlah usia angkatan kerja produktif mencapai 70 persen, sedangkan penduduk yang tidak produktif hanya 30 persen.
Bonus demografi dapat menjadi anugerah bagi sektor maritim kita. Dengan syarat pemerintah saat ini, harus menyiapkan serangkaian strategi terintegrasi untuk memberdayakan anak muda agar mendapatkan pelatihan kompetensi tentang kemaritiman sebagai bekal mereka untuk mengisi lapangan pekerjaan maupun membuka usaha di sektor kelautan maupun perikanan.
Dengan konsistensi dalam memberikan perhatian ekstra terhadap peranan anak muda disektor ini. Merupakan modal yang sangat kuat, untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia yang paling berpengaruh dimasa mendatang. Pertanyaannya sekarang adalah siapkah pemerintah kita berkolaborasi dengan anak muda untuk menyelesaikan lika-liku poros maritim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H