Mohon tunggu...
Jujun Rolan
Jujun Rolan Mohon Tunggu... -

Pencari keheningan ditengah keriuhan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengapa, Saudaraku???

8 Maret 2013   10:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:07 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk kita renungkan, saudaraku...

saudaraku,
kita pernah sangat dekat
dalam rumah tanpa sekat
tidur di ranjang yang sama
kini berpisah, malah saling jadi hama

saudaraku,
maafkan aku telah membuatmu iri
maafkan aku menyombongkan diri
maafkan aku tidak terbuka
maafkan aku pernah membuatmu terluka

tapi saudaraku,
mengapa kau siksa jiwamu dengan kini melukai tubuhku?
melihat kita, pejuang menangis tersedu
pantaskah kita saling memburu?
tak layak mereka melihat kita beradu

saudaraku,
haruskah kita terus berbalas menyakiti?
kuteringat ujar Gandhi
mata ganti mata hanya akan membuat dunia buta
mengapa tak bersama kita nikmati kuta?

saudaraku,
mengapa dan bagaimana semua bermula?
yang kutahu, ada masa kelam dalam buku catatan kita
haruskah kita bertahan dalam kesakitan?
saudaraku, saatnya kita buang ke-aku-an

Saudaraku,
bersama, tiada dapat bertahan di depan kita
bersama, terjaga keutuhan keluarga kita
bersama, kesejahteraan mengiring langkah kita
bersama. Kita.

saudaraku,
ya, dikau saudaraku
ingatkan, jika aku lupa:
kita terlahir dari rahim yang sama...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun