Alkisah dalam cerita..
Kanjeng Ratu Ibu pertiwi lagi galau
Mau milih calon raja di tlatah nusantara
Yang akan memerintah nagara
Denmas pangeran Wowi dan denmas pangeran Wowo
Putra tercinta saling berebut tahta singgasana
Di depan mata ibunda dan rakyat jelata
Denmas wowi dan danmas wowo saling adu digdaya
Para kurcaci dan punakawan di sekelilingnya saling adu suara
Ungkapkan kebrobrokan para denmas musuhnya
Dengan berbagai isu entah benar entah dusta
Atau jangan-jangan Cuma sekedar sandiwara
“Eh..para rakyat jangan pilih denmas wowo
Perutnya gendut karena banyak cacingnya”
“Eh..para jelata jangan pilih denmas wowi
Badanya kurus cacingan juga”
Eeh..ladalah..rakyat jelata dan ibu pertiwi makin galau saja
Ternyata para calon raja punya cacing dalam perutnya
Para cacing berbahaya mengancam kedua putranya
Duh…kemana hendak bertanya, ibu pertiwi bermuram durja
Untunglah dia teringat ki Semar yang sederhana dan bijaksana
Ibu pertiwi curhat kepadanya” Bagaimana ini ki semar , mana yang harus jadi raja?”
Ki semar mesam mesem saja
keningnya sedikit berkerut dan matanya menerawang mayapada
“Duh..ibu..denmas wowi itu seperti anakku petruk
Denmas wowo itu seperti anakku bagong..
Petruk dadi ratu atau bagong dadi ratu …itu sama tiada bedanya
Hamba khawatir angkara murka makin meraja”
“Duh gusti ratu ibu pertiwi maafkan hamba..
Sebaiknya kita semua bersama seluruh rakyat jelata
Mengheningkan rasa dan cipta dan akal budi mencari jawaban yang maha kuasa
Smoga di beri petunjuk siapa sebenarnya yang layak menjadi raja”
Ibu pertiwi manggut-manggut dan segera bersamadi
Kisemar segera ngeluyur mencari tempat tafakur
Sementara itu wirawiri kesana kemari ki togog dan mbilung
Terus meniupkan kabar-kabur yang bikin rakyat jelata bingung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H