Mohon tunggu...
Sunita Yani
Sunita Yani Mohon Tunggu... -

penyair dari gunung serindit\r\nAku cinta Indonesia..Kalau tidak bisa memperbaikinya paling tidak kita tidak turut serta merusaknya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Bakal Kalah Melawan Jokotingkir

22 Mei 2014   18:24 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:14 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Head to head berhadapan prabowo dan jokowi. Keduanya representatsi dari para partai pengusungnya, yaitu PDIP dan gerindra. PDIP berlambang banteng gemuk yang sedang mabuk birahi, kepala mendongak ke atas mencium bau feromon lawan jenisnya yang terbang di udara. Gambarnya Mirip siluman kerbau genit dalam cerita sun go kong. Bukan seperti banteng yang sedang marah atau siap menerjang. Banteng siap tempur memang sudah jadi trade marknya PNI, banteng merunduk mengasah tanduk. Beda juga dengan PDInya suryadi jaman orba yang berbentuk kepala sapi. Gerindra berlambang kepala burung garuda, symbol kegagahan. Banyak Negara memakai burung perkasa ini sebagai lambang negaranya, termasuk Indonesia.

Pilpres kali ini, mengingatkan saya tentang  legenda si jaka tingkir. Kisahnya diawali dengan seekor banteng yang mengamuk di perkampungan penduduk, sehingga seluruh penduduk merasa terancam dengan ulah si banteng. Maklum, namanya juga banteng, main serudak seruduk saja.  Tidak perduli siapapun pasti di seruduk. Tidak perduli benar atau salah juga di seruduk. Orang, rumah dan pohon juga di seruduk. Kampung jadi porak poranda. Para lelaki yang mencoba menghentikan amukan si banteng juga kena seruduk, sampai terpental dan teluka.

Perilaku politikus kita, mungkin termasuk jokowi juga bisa mirip banteng, suka main seruduk. Megawati dan puan maharani sudah kena seruduk. Pabowo juga kena seruduk.para poitikus kawakan baik di PDIP maupun politisi parati lain juga kena seruduk. Untuk sampai menjadi capres jokowi sudah seruduk sana sini. Apa jokowi salah,…ya nggak. Dunia politik memang tidak mengenal  kesetiaan yang abadi. Yang penting tercapai tujuan maka teman, saudara, tetangga, kakak atau adik  bisa saja di khianati. Demi kepentingan, demi tercapai tujuan. Sehingga main seruduk juga telah menjadi sesuatu yang lumrah. Kalau ada yang bilang politik itu kotor, mungkin memang begitu. Di tangan orang berjiwa kotor maka politik menjadi semakin kotor. Tapi juga bisa sebaliknya politi itu di tangan orang-orang baik juga pasti akan membawa berkah kebaikan-kebaikan. Sejatinya politik itu Cuma alat. Seperti pisau, ditangan seorang ibu dia menjadi alat bantu masak yang handal, tetapi di tangan seorang bencoleng dia jadi senjata pembunuh yang mematikan.

Jika jokowi ibarat banteng ketaton yang lagi ngamuk, maka siapa yang bisa menjinakkan jokowi?...Megawati dan puan sudah menyerah, pasrah. Trah Soekarno sudah keseruduk banteng, tidak jadi putri mahkota lagi. Abraham samad bos KPK jugarupanya tidak berhasil menyeret jokowi untuk masuk ke deretan orang yang mungkin tersangka kasus impor bus karatan . Padahal KPK biasanya garang dan trengginas menyerang para tersangka korupsi.  Apa ini karena   bang samad mau jadi wapres jokowi. Tapi setelah deklarasi sekarang jelas bang samad sudah bukan cawapres jokowi. Lalu setelah samad tidak jadi cawapres apa dia berani memberangus jokowi. Kalau tidak, pasti ada apa-apanya. Artinya samad juga sudah kena seruduk banteng.  KPK keseruduk banteng.

Setelah sah jadi capres maka jokowi benar-benar jadi banteng yang tanpa tanding. Cuma tinggal prabowo saja yang belum di taklukan jokowi sampai tuntas. Sebenarnya prabowo sudah merasakan sakitnya di seruduk jokowi. Saat dulu nyagub di Jakarta prabowolah dukung habis-habisan jokowi. Eh..ternyata kemudian prabowo  justru popularitas di habisi oleh jokowi. Begitu juga nasibnya megawati. Dia dulu dukung jakowi masuk Jakarta, harapanya saat nanti dia nyapres jokowi gentian mendukungnya. Tapi akhirnya megawati tidak masuk bursa capres. Malah jokowi yang jadi capres. Emak banteng KO kena  serudukan jokowi. Putri mahkota nan cantik jelita juga terjengkang keseruduk jokowi. Tidak jadi capres PDIP bahkan juga di tolak jadi capres jokowi. Semuanya takluk sama jokowi.

Cuma prabowo yang masih bertahan  dan bangkit lagi melawan jokowi. Ibarat jagoan dalam filem, biasa…kalah duluan nanti baru menang. Mungkin begitu lakon ceritanya. Sepertinya memang itulah yang akan terjadi. Coba saja lihat, raut wajah jokowi makin hari makin kuyu dan loyo. Auranya makin redup. Tidak moncer seperti hari-hari kemarin.Ini tanda-tanda kekalahan . Teman koalisinyapun tidak punya mesin partai yang tangguh. Tidak ada kader.  Mesin hanya akan bergerak bilakantongnya  di isi uang. Yang ada hanya para ketua partai  yang belum tentu akan dipatuhi perintahnya oleh anggota atau simpatisanya. Seperti Muhaimin iskandar, kecil kemungkinan akan menggaet suara NU karena ketua NU dan MMD jelas-jelas mendukung Prabowo. Sedangkan prabowo terlihat jelas wajahnya masih mantap dan semakin percaya diri. Sepertinya akan terulang kisah joko tingkir melawan banteng ketaton ngamuk di jaman kerajaan dulu. kita mulai bisa makin melihat dan merasakan tanda-tanda bahwa Prabowo akan menjadi jokotingkir yang berhasil mengalahkan banteng jokowi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun