Mohon tunggu...
Muhamad Nugraha
Muhamad Nugraha Mohon Tunggu... -

Cerita pemuda Indonesia sebagai "anak kebun" yang mencintai negerinya dengan segenap kasih dengan masyarakatnya

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Ketika‬ Mahasiswa Hanya Bisa Komentar, dengan Kenaikkan BBM

20 November 2014   22:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:17 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buka berita semua yang dibicarakan serentak tentang BBM, ini sentilan untuk seluruh pemuda baik yang sekolah maupun yang tidak. sudah saatnya sekarang kita tidak perlu ikut ngeributin naiknya BBM, karena cepat atau lambat nantinya bakalan naik juga ntah itu 20, 50, bahkan 100 tahun lagi. perlu dan harus diketahui, yang namanya sumber daya alam tidak selamanya berada pada titik normal yaitu selalu 100%. Berdasarkan hukum ekonomi semakin langka suatu barang/jasa ini akan menyebabkan semakin besar pengorbanan yang dikeluarkan (baca: The law of scarcity - berbagai buku microeconomic). jadi, yang perlu dibicarakan itu bagaimana caranya untuk mempersiapkan mental dan financial dari sekarang, sehingga kita tidak ikut terbawa dengan gosipannya orang-orang yang sudah memikirkan anak dan cucunya.

Sedikit agak risih karena ketika masyarakat indonesia membahas BBM pasti selalu yang dibawa-bawa orang miskin, supir angkot, tukang ojek, buruh kasar dan profesi yang lain dengan satandar gaji dibawah rata-rata. saudara-saudara sekalian, mereka tidak salah apa-apa kenapa harus dijadikan bahan pergunjingan masal? bisa kita lihat gambar di atas bapak yang berdiri di lokasi Monumen Perjuangan Bandung yang sedang berjuang untuk berdiri, sudah cukup beban penderitaan mereka jangan tambah diberi gambaran yang menakutkan. perlu diketahui di rumah saya harga BBM itu sudah lama plafonnya Rp.10000 ke atas sementara pulau sumatera itu penghasil minyaknya dan mirisnya lagi infrastruktur disana itu buruk banget hingga saya memilih sekolah di Jawa agar bisa menikmati nikmatnya BBM itu sendiri.

Kekeliruan ini mungkin memang bukan salah kita, karena kita tidak tahu apa-apa terkait dengan Industri Hulu dan Hilirnya, bagaimana dan kemana produksinya, hingga berapa dan untuk apa hasilnya. namun, suatu sistem pemerintahan akan baik ketika masyarakatnya itu juga punya usaha untuk lebih baik dengan kata lain tidak ingin tergantung oleh pemerintah, ya walaupun tidak menutup kemungkinan intervensi pemerintah memang sangat diperlukan. tetapi dalam hal ini pemerintah ya sudah cukup mengendalikan macro system saja. Sementara untuk pemuda tidak perlu galau memikirkan 1 hambatan yang dilakukan pemerintah karena sudah mengurangi uang makan hari ini.

Bung Karno pernah mengatakan "beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia". nah pertanyaannya, Indonesia saat ini terdiri lebih dari 298juta jiwa yang 60% nya adalah pemuda, jadi udah lebih dari 10 pemuda tapi mengapa yang diguncang hanya negeri sendiri? terlebih hanya bisa merusak negeri sendiri. menurut saya, ketika seluruh pemuda di Indonesia tidak memutuskan nalar kreatifitasnya hanya pada bangu taman kanak-kanak, mungkin untuk harga BBM naik Rp.3000 tidak menjadi persoalan, karena sudah terlalu lama masyarakat kita diberi sistem ideologi harapan dan mengharap (mengharap untuk diberi belas kasih, mengharap untuk dapat durian runtuh sampai langit runtuh, mengharap dapat makan siang gratis, hingga anggota dewan mengharap dana anggaran belanja lebih banyak agar bisa beli beras untuk keluarga besok).

Untuk kenaikan harga BBM saya sendiri tidak setuju karena sudah merenggut jumlah nilai tabungan di rekening walaupun selalu kosong. lalu ketika itu naik akankah kita harus menyalahkan keadaan? menurut saya tidak, karena yang perlu disalahkan kita sendiri. mengapa? karena coba perhatikan pemakaian BBM pribadi, seberapa banyak yang sudah kita habiskan per harinya, coba lihat para pemuda yang suka keliaran malam-malam dengan gaya ngopinya hanya untuk berduaan dengan pacarnya dengan menggunakan kendaraan bermotornya, dan kondisi yang lainnya. Dengan demikian, sebagai pemuda baik mahasiswa maupun yang lainnya bukan saatnya lagi untuk mengeluhkan keadaan dan keputusan pemerintah terlebih stagnan dengan keadaan. Walaupun sudah dijelaskan dalam Surat Al-Ma’arij ayat 19-21, namun sebagai pemuda yang masih memiliki energi tinggi sudah selayaknya kita untuk memberikan bukti nyata pada negara juga masyarakat. semoga pemuda Indonesia dapat memberikan hal positif dari dampak kenaikan BBM dalam negeri dan penurunan BBM Dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun