Masih perlu bukti lain soal eksisnya produk ini?
Coba tengok ketika kita berada di dalam bus, penjual asongan lalu lalang menawarkan air minum, apa yan mereka tawarkan?
“ Akuaa…kuuaaa..kuaaa…”
Atau ketika kamu masuk ke sebuah mini market saat kamu haus. Dalam hati kamu menyebut Aqua, tapi saat mengambil produknya kamu mengambil merk lain.
Bila sebotol AMDK saja bisa begitu melekat di hati masyarakat, bagaimana kita merefleksikan diri agar kita menjadi “brand” seperti Aqua. Perkembangan dunia dan persaingan boleh menempa dan menjadi tantangan, tapi kita harus tetap bisa mempertahankan eksistensi.
Sebagai seorang pribadi, seperti Aqua kita juga memiliki konsumen. Bila Kamu sorang pegawai maka konsumenmu adalah atasan dan perusahaan tempatmu bekerja. Bila kamu seorang guru maka konsumenmu adalah murid, badan sekolah, serta orang tua muridmu. Bila kamu pedagang, tentunya konsumenmu adalah para pembeli daganganmu. Begitu pula profesi-profesi lainnya, akan selalu ada kelompok atau individu yang harus kita puaskan.
Jadilah seperti Aqua..
- Dia menciptakan solusi ketika suatu permasalahan muncul, dan akhirnya menjadi Pionir.
- Saat memulai, bukannya tidak akan melalui rintangan. Bahkan Aqua sekalipun saat awal diperkenalkan dikomentari “aneh” oleh kerabat founder sendiri.
- Ia terus mengembangkan dan berinovasi tentang produknya.
- Pelajari teknologi, agar menjadi pribadi yang turut berkembang seiring perkembangan zaman. Konsumen tidak menyukai produk yang kuper dan ketinggalan zaman.
- Strategi promosi perlu difikirkan dengan baik, persaingan dan kompetitor akan selalu hadir. Tetaplah menjadi menarik, jangan menjadi pribadi yang tersingkirkan.
- Akhirnya, selalu pahami kebutuhan pasar, sehingga dirimu akan selalu dibutuhkan konsumenmu.
Sekali lagi…
Ini bukan tulisan bersponsor..
LET'S BRANDING OUR SELF
-Thanks For Reading-