Mohon tunggu...
Ana Khoirunnisa
Ana Khoirunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - tidak ada

hobby aku nulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Singapura Resesi

7 Desember 2022   12:09 Diperbarui: 7 Desember 2022   12:18 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Secara kuartal ke ke kuartal (qtq)
ekonomi negara singa berkontraksi 41,2%
sementara secara tahunan (YoY) ekonomi minus 12,6%
singapura resmi jatuh ke dalam resesi. Ini terkonfirmasi setelah Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) mengonfirmasi kejatuhan ekonomi di kuartal II-2020 ini.  Ini menjadi angka kuartalan terburuk untuk produk domestik bruto (PDB) negara itu. Bahkan sejak negara itu merdeka sejak 1965.

Hal ini membuat negara itu memasuki resesi untuk pertama kalinya sejak 2009. Resesi sendiri biasanya diartikan sebagai kontraksi berturut-turut dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.

Angka-angka ini lebih buruk daripada yang diperkirakan para pengamat. Sebelumnya dalam pooling Reuters secara kuartalan ekonomi akan minus 37,4% dan dari pooling Bloomberg secara tahunan berkontraksi 11,3%.

Penyebab utama resesi Singapura disebabkan penutupan yang cukup lama pada sejumlah sektor bisnis terutama perdagangan pasca-mewabahnya pandemii

Sebenarnya Singapura adalah salah satu ekonomi terpandang di dunia. Negara ini dinilai paling terbuka, dan menjadi barometer kesehatan, perdagangan glonbal.

Angka-angka suram ini menunjukkan peringatan bahwa ekonomi global sedang menuju penurunan. Semua terjadi tak lain karena virus corona (Covid-19) yang membuat semi lockdown (circuit breaker) dilakukan negeri itu.

Singapura memberlakuan aturan circuit breaker , dari 7 april hingga 1 juni . warga diminta tetap di rumah , tempat kerja di tutup . Kedutaan Besar RI di Singapura mengimbau agar warga negara Indonesia (WNI) di negara tersebut meningkatkan kewaspadaan yang tinggi atas potensi penyebaran Covid-19.
Hal itu menyusul pengumuman resmi yang disampaikan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong yang memperpanjang kebijakan lockdown parsial atau circuit breaker selama empat minggu ke depan atau hingga 1 Juni 2020.

emerintah sebelumnya meluncurkan paket stimulus hingga 100 miliar dolar Singapura (US$ 72 miliar.

Aktivitas domestik memang mulai pulih begitu pembatasan pada pekerjaan dilonggarkan awal Juni,"tulis riset Capital Economic. Sementara akan banyak industri terutama pariwisata dan keramahtamahan, yang akan teris mederita. Ekonomi harus pulih dengan lebih cepat dari pada kawasan lainnya. Singapura mencatat 46 ribu kasus corona. Ada 26 orang meninggal sedangkan 42 ribu orang sembuh. Saat ini hanya ada 3.716 kasus aktif. Kasus Covid-19 tinggi akibat merebaknya penyakit iru di asrama pekerja migran.

Berikut beberapa fakta terkait resesi ekonomi yang melanda Singapura

    1. Berdampak serius pada investasi ke Indonesia
Dikutip dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat Singapura adalah salah satu negara teratas yang paling besar berinvestasi di Indonesia, bahkan lebih sering di peringkat pertama dalam beberapa tahun terakhir.
BKPM melaporkan, Singapura adalah negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia pada kuartal I 2020. Selama periode Januari-Maret 2020, investasi asing yang masuk dari Singapura mencapai 2,7 miliar dollar AS atau 40 persen dari total Penanaman Modal Asing (PMA).
Salah satu faktor tingginya investasi Singapura karena tidak murni dari Singapura. Banyak negara-negara lain yang melakukan investasinya ke Indonesia melalui Singapura, seperti Korea Selatan, China, Amerika Serikat maupun Eropa. Termasuk investasi dari pengusaha Indonesia yang melalui perusahaan-perusahaannya di Singapura.
Singapura juga salah satu penyumpang kunjungan turis terbanyak ke Indonesia. Di sektor perdagangan, negara ini tercatat berkontribusi sebesar 6,57 persen dari total ekspor non-migas Indonesia per Mei 2020.

2. Sektor konstruksi paling terdampak
Dilansir dari Bloomberg, sektor konstruksi di Singapura adalah yang paling parah terdampak lockdown. Sektor ini terjun hingga 95,6 persen dibandingkan pada kuartal sebelumnya, dan merosot hingga 54,7 persen jika dibandingkan tahun lalu di periode yang sama.
Masih di kuartal yang sama, sektor jasa juga mengalami penyusutan hingga 37,7 persen secara YoY. Lalu sektor manufaktur juga turun hingga 23,1 persen dibandingkan kuartal lalu.

3. Resesi terburuk sejak meredekan
Resesi bisa diartikan ketika suatu negara mengalami kontraksi ekonomi dua kuartal berturut-turut atau lebih dari satu tahun.
Singapura yang selama ini dikenal sebagai negara yang ekonomi cukup tangguh di Asia pernah terjebak resesi pada tahun 1985. Resesi tersebut merupakan yang pertamakalinya terjadi sejak negara itu merdeka pada tahun 1965.
Negara ini juga terdampak beberapa krisis keuangan global namun bisa memulihkan diri dengan cepat setelah sempat mengalami resesi, seperti saat krisis ekonomi melanda Asia pada periode 1997-1998 dan krisis keuangan global pada 2008-2009.
Bahkan sejumlah pejabat, seperti dilansir Straitstimes, menyebut kalau resesi tajun ini bisa jadi resesi terburuk Singapura. Resesi ini juga membuat tekana pada partai berkuasa, Partai Aksi Rakyat, yang pada pemilihan lalu mengalami kehilangan banyak suara. Pemerintah Singapura sendiri sudah menjanjikan akan menggelontorkan stimulus sebesar 67 miliar dollar AS atau setara dengan 20 persen PDB Singapura untuk menggerakkan sektor rumah tangga dan bisnis.
Negara ini juga mulai melonggarkan pembatasan untuk mengurangi dampak ekonomi. Per 19 Juni lalu, Singapura sudah mulai membuka sebagian besar toko dan restoran sejak diberlakukan lockdown.

 Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menilai resesi Singapura tidak berdampak secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan aktivitas logistik. Namun, daya beli rendah dan biaya logistik tinggi menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah Indonesia. Ketua ALI Zaldi Ilham Masita mengatakan Indonesia tidak terimbas secara langsung dari resesi Singapura, tapi memang konsumsi dalam negeri merosot tajam karena banyak terjadi PHK, pemotongan gaji dan sebagainya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun