Mohon tunggu...
Agung Wiendarto
Agung Wiendarto Mohon Tunggu... Freelancer - orang biasa

Bad Photographer, Bad Writer. Lahir di Surabaya, menyukai buku Karl May, Enid Blyton, Hardy Boys, Sir Alfred Joseph Hitchcock, Salandra, Hilman Hariwijaya, tulisan lepas Cak Nun, dan suka terminologi Wimar Witoelar soal orang biasa. Suka bikin aplikasi berbasis Android, terima email di agung@dewagung.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kloning Anoman itu Jawaban Kalahkan Dasa Muka

10 Mei 2017   22:11 Diperbarui: 11 Mei 2017   12:56 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ini kisah dengan menggunakan kata kunci. Selamat menikmati.

Ramayana mengutus Anoman masuk ke Kerajaan Alengka untuk memastikan Dewi Sinta, istrinya yang juga pujaan rakyat Videha, putri dari Janaka yang tinggal di istana Mithila, dalam kondisi selamat, tidak diutak atik Rahwana yang dikenal dengan Dasa Muka atau berwajah sepuluh (jangan pernah mau mentraktir orang ini ya.. wajah sepuluh.. mulut juga sepuluh dong..). 

Anoman itu punya keahlian telik sandi, bahasa kunonya intelejen. Telik sandi di jaman itu sudah tentu mampu memperkirakan berapa kekuatan lawan. Dimana tempat/ pesisir terbaik untuk pendaratan pasukan, lokasi gelar pasukan, dan gerakan apa yang hendak dipasang saat sangkakala serangan perang dilengkingkan:  Cakrayubhya, Sapit_Urang atau Brubuh (pinjam istilah Om Langit KH di seri Gajah Madanya)

Sosok Anoman ini, rasanya mirip-mirip Sun Go Kong deh. Keberanian mereka, kejujuran mereka, kepatuhan mereka juga sifat berangasan mereka. 

Kisah keberanian Anoman sendirian masuk area wilayah Alengka mungkin belum sebanding dengan kisah keberanian Sun Go Kong menyerbu Surga.. yang juga sendirian.

Kisah kejujuran mereka, Anoman dan Sun Go Kong walaupin penuh kesaktian, tidak pernah tercatat melakukan abusing power, menyalah-gunakan kemampuannya untuk mencari kenikmatan diri sendiri.

Kisah kepatuhan Anoman pada Rama, yang siap 86 begitu menerima instruksi walau penuh resiko, juga nampak pada Sun Go Kong yang begitu patuh pada sang Guru.

Sepertinya pengisahan Anoman dan Sun Go Kong memang untuk memberikan perlambang bahwa makhluk yang hadir di muka Bumi, tiada ada yang sempurna. Anoman di pengisahan ala Jawa, tidak punya sopan santun: ndak bisa bicara halus dengan krama inggil, sekalipun ngobrol dengan Betara Narada. Sedangkan Sun Go Kong itu jahil dan berangasannya minta ampun.

Untuk menemukan lokasi Rahwana si Muka Sepuluh ~ yang wajahnya bisa berganti-ganti tergantung situasi dan kondisi ~ memang dikisahkan Anoman sosok yang tepat. Secerdik apapun Rahwana menyelubungi Alengka dengan teknologi stealth, Anoman punya aplikasi yang dengan mudah menentukan GPS lokasi Alengka.

Kisah selanjutnya sudah pada tahu, Anoman bisa menemukan Dewi Sinta, bikin geger Alengka, tertangkap. Sebenarnya Anoman tidak bisa meloloskan diri. Dia sebenarnya mati terbakar, namun sempat kirim WA ke saudaranya dan share lokasi GPS taman penyembunyian Dewi Sinta, berikut lokasi GPS pantai tempat pendaratan. Cuma jaman dulu susah berikan penjelasan bagaimana teknologi komunikasi Anoman ke Rama, maka dikisahkan Anoman sakti dan berhasil meloloskan diri. Bisa jadi saudara-saudara Anoman ~ yang terima komunikasi ala WA, dan sampaikan data intelejen itu ke Rama. 

Kemudian untuk mengalahkan Rahwana, Rama melakukan cloning DNA Anoman. Dengan aplikasi MultiClone, semangat Anoman menyelamatkan Dewi Sinta itu tertanam pada ribuan Anoman baru yang siap membasmi Rahwana.

Kata kunci kisah ini:

  • Rama = Rakyat / Masyarakat, 
  • Dewi Sinta = Anggaran Negara / Daerah, 
  • Alengka = Komunitas Kejahatan Berdasi, 
  • Rahwana = Pengemplang Uang Rakyat

Lalu siapa Anoman ?

Anoman mungkin adalah kita, rakyat biasa, yang tidak sempurna, yang saling bekerja sama, yang patuh pada tatanan hukum, dan berani memanfaatkan teknologi, untuk bisa kalahkan Rahwana. 

Patah satu tumbuh seribu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun