Mohon tunggu...
Farid Arifandi
Farid Arifandi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Aktifis Anak

Berdamai dengan hati sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rumah Kita Hapuskan Stigma, ‘Orang Gila Menjadi Manusia Seutuhnya’

18 Oktober 2014   15:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:34 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebutan ‘orang gila’ bukan berarti tidak memanusiakan bagi mereka yang mengalami gangguan jiwa, namun lebih bertujuan agar judul tulisan dapat dimengerti secara umum dan mengajak kita semua untuk mengubah sebutan tersebut, karena dengan sebutan inilah menyebabkan saudara-saudara kita mengalami ketersisihan dan terpinggirkan secara sosial di tengah masyarakat. Padahal kondisi ini sudah dapat diselesaikan dengan melakukan therapy medis dan social, dan menjadi permanen seperti sedia kala.

Hal inilah yang dilakukan Rumah Kita yang berada di sudut jalan Tebet Raya. Yang saat ini melayani 89 orang yang membutuhkan pemulihan. Ibu Yeni Rosa Damayanti sebagai pendiri Rumah Kita menyampaikan mereka yang kehilangan ingatannya lebih butuh perhatian untuk diajak bicara, dipulihkan fungsi sosialnya dan diberi ruang untuk pemulihan dengan bantuan keluarga, para dokter, psikolog dan pekerja social yang mendampingi mereka.

Disini keluarga kita latih memahami kondisi anggota keluarganya dan segera memulihkan mereka. Pemulihan ini bisa menjadi permanen dan lebih cepat jika keluarga, tetangga dan lingkungan mendukung. Oleh karena itu Rumah Kita biasanya mengajak mereka yang telah pulih untuk melakukan penyuluhan di masyarakat. Biasanya masyarakat yang ikut penyuluhan baru tersadar bahwa yang berbicara didepan mereka adalah klien kami. Kemudian banyak laporan yang masuk atas situasi ini, baik bertemu secara pribadi maupun mengundang. Karena keluarga biasanya masih malu menyampaikan situasi ini.

Bapak Nahar, Direktur Disabilitas Kemensos RI menyampaikan Rumah Kita sudah tepat setahun. Program ini dibangun atas kesadaran bersama Bapak Ahok, pekerja sosial dan para dokter setahun yang lalu dalam keprihatinan mereka melihat kasus gangguan jiwa yang terus meningkat. Hari ini (17/10/2014) Bapak Ahok berkunjung ke Rumah Kita untuk bersama-sama berkampanye Stigma ‘No’ - Dukungan ‘Yes’. Sampai hari ini data dari Dinas Sosial Jakarta menyampaikan sudah 185.000 orang di Jakarta berada dalam situasi ini dan jumlahnya yang terbesar di Indonesia. Belum lagi yang ada dijalanan dan disekitar kita, mungkin jumlahnya akan lebih besar lagi.

Ihsan salah satu penerima manfaat dari program ini menyampaikan, sekarang saya sudah bisa berjualan susu segar. Pengurus disini datang ke rumah, dan meyakinkan ibu dan tetangga-tetangga saya, bahwa saya sudah normal dan bisa membantu. Sekarang sudah tidak ada yang membenci saya, saya bisa keliling rumah dan jualan susu segar. Di Rumah Kita saya berlatih mengaji, melukis dan bahasa inggris. Sekali-kali juga diajak ikut berkeliling bersama pengurus untuk penyuluhan di masyarakat.

Jika anda dan membaca ini dan membutuhkan informasi dapat menghubuni Unit Informasi dan Layanan Sosial dapat menghubungi Kementerian Sosial Lantai 6 Jl. Salemba Raya

Farid Ari Fandi

(TRC Kemensos RI)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun