Mohon tunggu...
Lusi Luthi
Lusi Luthi Mohon Tunggu... lainnya -

If you act with kindness, you will become a kind person. If you smile, you will become a warm and loving person. -Rebbetzin Esther Jungreis-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pilpres? Ada Dua Penawaran

21 April 2014   17:18 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:23 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Bursa Pemilihan Presiden yang  sedang menjelang.  Sejarah selalu berulang.,bahwa pilihan selalu  minimalis. Dalam Kesempatan kali inipun  pilihan Rakyat begitu minimalis.Rakyat hanya memiliki dua pilihan. Mengapa Kita masih sibuk memilih antara yang baik dan yang Jahat? Mengapa kita tidak diperhadapkan pada pilihan kehidupan?

Pilihan baik dan Jahat , resikonya masih sama, selalu ada Korban. Bagaimana dengan Pilihan Kehidupan? Pilihan kehidupan adalah pilihan tentang kualitas Hidup. Pilihan kehidupan  siapapun itu , hasilnya adalah tentang  peningkatan nilai hidup.

Dijaman Sukarno, Presiden dipilih secara musyawarah dan mufakat.Para pemilih datang dari pengalaman dan kepahitan dan perjuangan meraih kemerdekaan. Sukarno membuktikan sikap dan Jiwa perjuangan dan Nasionalisme yang kuat, yang membuat setiap orang percaya pada kepemimpinananya.

DiJaman Suharto ,Presiden dipilih secara keroyokan. Yang setuju tanpa pikir keroyokan memilih Suharto berkali-kali, yang tidak setuju juga dikeroyok untuk dijadikan musuh. Suharto meraih Kursi kepresidenan lewat Kudeta, dan penuh dengan misteri, dimana sejarah memiliki tiga warna, Hitam , Putih dan abu-abu. Tanyakanlah kepada para Jendral yang  memahami scenario  G30s/PKI

Dijaman Gusdur, dan Jaman Mega, Presiden dipilih berdasarkan agenda tipu-tipu,dan Agenda Pribadi.Pada Masa ini, belum ada kematangan politik ,oleh karena  dampak pembodohan, intimidasi, dan pemutarbalikan Fakta ,selama 30 tahun di Jaman Suahrto masih penuh dengan keping-keping bencana . Indonesia  masih berputar –putar dikotak Lost and Found.Siapapun presidennya, mereka berada ditempat yang salah dan waktu yang salah. Wrong time and wrong place.

Apakah itu  Lost and Found Box?, Kotak  yang hilang dan yang ketemu, adalah kotak dimana Bangsa dan Negara masih berada pada tingkat Vulnerability(Kerapuhan)  yang mencapai tingkat ambang batas. Rakyat, Pemimpin dan Negara masih mengalami  trauma  pasca Reformasi . Siapa yang menyangka Kejatuhan Suharto berakhir demikian. Masih  banyak dosa-dosa  pemimpin yang belum diklarifikasi. Hasilnya, Golkar masih bisa memilikii 11% suara pileg 2014.Sebuah bukti  , cengkraman Orde Baru masih sangat kuat  berdiri di Bumi Indonesia.

DiJaman Sby, Presiden dipilih berdasarkan penampilan yang gagah dan perkasa,  Rakyat  masih berkabung ditinggal pergi oleh Gusdur, Rakyat juga merasa  kehilangan karena Mega seakan menjadi sosok yang Lemah. Kepemimpinan Perempuan  begitu sulit , oleh kisah Misoginy,antara SBY Dan Mega. SBY menghianati Mega, Sebuah Harga yang mahal yang harus dibayar oleh setiap perempuan Indonesia. Sebenarnya Kehadiran Mega  dalam kepemimpinan Nasional adalah setetes air  ditengah kemarau. Tampilan Para Pria –Pria Rakus kekuasaan dan kekasaran dalam meraih Jabatan begitu terekspos di Jaman  SBY. SBY Tampil sebagai seorang  pemimpin ,duplikat Suharto, ABS (Asal Bapak Senang) ABS seakan slogan abu-abu, yang Menjadi ICON bagi Pemerintahan SBY. SBY tampak lebih sibuk menjaga Kehormatan Keluarga dari pada berjuang dalam mempertahankan Kehormatan Bangsa.

Pada Masa SBY begitu banyak Bencana Alam terjadi di Indonesia, tetapi  tidak satupun pernyataan dari SBY dan Ibu Ani yang dapat menjadi sebuah Slogan yang tertinggal sebagai warisan   bagi anak cucu. Sedih dan menyedihkan pemerintahan sepuluh tahun berakhir Tragis, oleh budaya saving face.Yang penting make up rapi dan cantik.

Lalu bagaimana nanti Setelah SBY?

Hanya Ada Dua tampilan

1.Tampilan  Absolut Power ( Prabowo dan Bakrie)

Baik Prabowo dan Ical, keduanya adalah bagian dari tampilan kekuasaan. Keduanya menginginkan kekuasaan. Partai politik yang mendukung mereka sudah terbukti selama mereka eksisi, merka warisan dari ORDE BARU. terobosan Mereka  tidak menghasilkan sebuah Makna yang berbeda. Jika diantara keduanya terpilih, Kekuasaan Menjadi Raja, Kekuasaan Menjadi Tuhan, Kekuasaan menjadi penentu Nasib bangsa.

2. Tampilan Suara Hati Rakyat

Jokowi , Presiden yang datang dari rakyt biasa, Memiliki hati dan Jiwa perjuangan. Peduli  pada Nasib masyarakat kecil, Memiliki Visi ,Misi yang Sederhana. Setiap tindakannya menunjukkan nilai Kemanusiaan. Ada banyak isu  Sara, Fanatisme dan prejudice yang  berusaha menjegalnya.  Politik dan pergulatan kekuasaaan memang  sangat pelik tetapi , tidak seorangpun selamat dari setiap  keputusan politiknya. Jika Pemenang adalah Rakyat, JIka pemenang adalah Hati Nurani, Sebuah perubahan akan Terjadi. Sayangnya , segalanya masih dapat dibeli dengan Uang, terkadang saya berharap , Jika mata uang berubah menjadi Hati Nurani,  Rakyat tidak perlu saling caci maki, karena  Hati Nurani  akan membeli sesuatu yang tidak dapat dibeli dengan Uang.

Ada Nada getir, adan Nada khawatir, Tetapi saya masih ingat mimpi saya, dalam mimpi saya , saya melihat Rakyat Indonesia ribut-ribut memilih pemimpinnya, Dan saya mendengar sebuah suara berkata, It has finished.

Ketika saya terbangun, saya tahu siapa yang pernah mengucapkan kata-kata itu, “Dari sudut ruang doa saya, saya berdoa dan berkata, Amin ! It has Finished! Engkau Sendiri yang telah  memilih. Hendaklah yang bertelinga mendengar , yang memiliki Hati Nurani berdoa.

Pray For Indonesia!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun