Sebagian siswa lainnya mungkin melakukan simulasi untuk memperkuat kostruk baru yang sedang dipelajari. Dan dalam ruang yang sama, siswa baik dalam kelompok kecil maupun besar terlibat diskusi hangat tentang projek yang ditugaskan, atau dalam menyusun materi presentasi. Kualitas pembelajaran yang baik juga ditandai dengan keikhlasan guru untuk mewakafkan dirinya sebagai fasilitator bagi seluruh siswa.Â
Guru fokus dengan pertanyaan pemantik, dalam rangka menumbuhkan sikap kritis siswanya. Guru akan menghindarkan diri dari sikap hegemonik penguasa di kelas dengan memposisikan diri sebagai  satu-satunya sumber belajar di kelas. Suasana belajar di kelas benar-benar akan menjadi herbarium pengembangan budaya berpikir kritis dalam konsep high order thingking Skills ( HOTs)
Tentu bukan perkara gampang untuk mampu menciptakan kondisi seperti diuraikan tersebut. Heterogenitas siswa baik dari segi kemampuan, bakat minat maupun latar belakang tentunya menjadi permasalahan tersendiri.Â
Oleh sebab itulah maka salah satu kiat atau strategi yang bisa dilakukan guru adalah melalui kemampuannya untuk mengembangkan dan memilih materi esensial.Â
Materi yang bukan saja penting bagi upaya peningkatan kompetensi siswa, namun juga dalam rangka pengembangan konstruk baru yang memberikan manfaat bagi siswa baik dalam kerangka menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari maupun untuk menjawab masalah konterporer yang sedang terjadi.
Selanjutnya, untuk mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan bermakna maka seorang guru harus melakukan refleksi atas proses pembelajaran yang dilakukan. Refleksi dilakukan melalui asesmen atau penilaian formatif yang telah terencana dengan baik.Â
Apapun bentuk dan jenis  penilaian formatif yang dilakukan guru sepenuhnya digunakan sebagai bahan untuk merefleksi apakah pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran dan sekaligus telah memenuhi hak siswa.Â
Dalam kontek penilaian formatif yang ditujukan sebagai bahan refleksi, maka penilaian sumatif dalam pembelajaran efektif bukan hanya sekedar tumpukan portofolio siswa. Namun lebih dari itu, tumpukan portofolio tersebut menjadi rujukan atau referensi bagi guru untuk melaksanakan pengayaan dan remedial.Â
Siswa yang dinilai belum mencapai target sesuai dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran diberikan remedial sesuai dengan situasi, kondisi serta ketersesuian sarana yang dimiliki. Sedangkan yang telah mencapai target diberikan pengayaan dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan siswa.
Penggunaan media ajar maupun sumber belajar yang beragam sangat penting bagi seorang guru untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan bermakna. Media belajar bukan saja akan mampu mendekatkan siswa dengan konsep teoritik materi yang sedang dipelajari, namun juga akan menjadi daya tarik tersendiri.Â
Sebab ada kecenderungan jika siswa lebih tertarik atau tertantang untuk belajar sesuatu jika secara visual mengetahui apa yang dipelajari. Digitalisasi tehnologi pembelajaran memudahkan guru untuk menemukan berbagai bentuk media pembelajaran secara digital.Â