Menghukum hendaknya menjadi pilihan paling akhir. Hukuman lebih fokus pada penyelesaian masalah secara instan maka hal ini tidak akan memberikan pelajaran apapun kepada siswa, selain "luka" di hati dan terkadang "luka" tersebut dibawa sepanjang hidup mereka. Guru tentunya tidak ingin mencatatkan diri dalam torehan "luka"hati tersebut.
Membumikan disiplin positif di sekolah membutuhkan kerelaan guru untuk membuang pola-pola lama pembinaan kepada siswa. Dari pola yang cenderung pada menghukum ke pola yang memberikan ruang kepada siswa untuk menyadari akan resiko atau konsekwensi yang akan diterima atas perbuatannya.Â
Perubahan pola tersebut hanya bisa dilakukan jika guru mulai mengalihkan pola pembinaan dari yang berbasis teori stimulus-respon ke teori kontrol. Dari model berpikir menang / kalah ke model berpikir menang/menang. Hal ini sejalan dengan Steven R Covey ( 1993) yang menyebutkan jika ingin melakukan perubahan secara perlahan dan gradual, maka yang diubah itu perilaku. Sedangkan jika kepingin melakukan perubahan yang signifikan maka yang diubah adalah pola pikir. Terima Kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H