Mohon tunggu...
A.A Ketut Jelantik
A.A Ketut Jelantik Mohon Tunggu... Penulis - Pengawas Sekolah

Pernah bekerja sebagai wartawan di Kelompok Media Bali Post, menulis artikel di sejumlah media cetak baik lokal maupun Nasional, Redaktur Buletin Gita Mandala Karya Utama yang diterbitkan APSI Bali, Menulis Buku-buku Manajamen Pendidikan, Editor Jurnal APSI Bali, dan hingga saat ini masih ditugaskan sebagai Pengawas Sekolah Jenjang SMP di Kabupaten Bangli-Bali serta Fasilitator Sekolah Penggerak angkatan 3

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memaksimalkan Feedback, Melalui Supervisi Model Coaching

20 Februari 2023   12:21 Diperbarui: 20 Februari 2023   12:33 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemberian Umpan Balik sangat penting bagi guru dalam rangka meningkatkan kompetensi profedional maupun pedagogiknya. ( Koleksi Pribadi)

Melaksanakan supervisi guru dan tenaga kependidikan merupakan salah satu amanat yang harus dilakukan kepala sekolah. ( Permendikbud 15 tahun 2018 ) Mekanisme pelaksanaan supervise harus mengikuti alur yang jelas, dan terukur. Dengan demikian dapat dilaksanakan secara sistemik dan berkesinambungan. Sayangnya, sebagian besar kepala sekolah belum mampu melaksanakan supervisi sesuai mekanisme. Kondisi ini tentunya cukup memprihatinkan. Sebab laporan hasil supervisi kepala sekolah bukan semata-mata kumpulan artefak bukti kemampuan manajerial, namun lebih dari itu merupakan indikator profesionalisme seseorang yang ditugaskan untuk membawa "gerbong " sekolah pada visi misi dan tujuan yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah memiliki peran yang sangat penting. Sebab hasil pelaksanaan supervisi bisa dipergunakan sebagai bahan evaluasi kinerja guru, dan sekaligus sumber data pemberian  feedback. Feedback atau umpan balik merupakan upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk membuka katup harmonisasi hubungan professional, emosional maupun personal warga sekolah. Dalam hal ini guru maupun kelompok guru. Efektivitas pemberian umpan balik bukan saja akan mampu mendekatkan guru dengan kepala sekolah, namun juga berimplikasi pada terjadinya peningkatan kapasitas guru.

Salah satu model pemberian feedback yang dinilai sangat efektif dilakukan oleh kepala sekolah adalah model coaching. Ada beberapa model coaching yang dikenal yakni Model THE GROW,  Model GROWTH, Model GROW ME, RESULT COACHING MODEL, MODEL 4 --PHASE. Namun dalam kesempatan ini penulis ingin berbagi tentang pemberian Feedback hasil Supervisi melalui Coaching Model GROW ME. Data dan informasi model coaching ini dikumpulkan dari berbagai sumber.

Diharapkan tulisan ini akan memberikan informasi tambahan bagi rekan kepala sekolah tentang model pemberian tindak lanjut hasil supervisi. Selain itu, penulis ingin membangun diskursus diantara kepala sekolah sebagai kaum intelektual.

Banyak ahli memberikan definisi berbeda terkait dengan coaching. Namun mereka memiliki persamaan bahwa coaching merupakan upaya untuk meningkatkan kinerja seseorang dengan penekanan pada proses menggali potensi melalui belajar. Nah, Coaching Model GROW ME dikembangkan oleh Ng Pak Tee ( 2005) dengan orientasi pada pengembangan manusia.

Secara umum prosedur tahapan pelaksaaan Coaching adalah : Persiapan, Diskusi, Pelaksanaan, Tindaklanjut. Sementara Langkah-langkah Coaching Model GROW ME merupakan sebuah siklus. Catatan, dalam kaitannya dengan Coaching, maka Guru disebut coachee, sedangkan kepsek disebut coach.

Goal ( TUJUAN ) dalam tahap persiapan sebagaimana prosedur pelaksanaan coaching, kepala sekolah menanyakan target yang ingin dicapai guru ( sebelumnya guru telah menentukannya ). Kepala sekolah bisa saja membandingkan capaian guru dengan target yang sebelum telah ditetapkan. ( Laporan pembelajaran Online / Program Guru yang telah disupervisi oleh Kepsek)

Reality ( REALITAS) ; Kepala sekolah ( coach) dan Guru ( coachee) selanjutnya mendiskusikan realitas yang terjadi. Realitas yang dimaksud adalah capaian. Kepala sekolah berupaya untuk mengetahui kenapa kondisi nyata ( REALITA) yang dialami guru seperti itu. Dalam kesempatan tersebut kepala sekolah juga bertanya hal-hal apa saja yang telah dilakukan guru untuk mencapai target. Di sisi lain, Guru harus melakukan evaluasi atas kekurangan dan kelebihannya.

Option ( ALTERNATIF);  terhadap hasil yang telah dicapai guru tersebut, maka kepala sekolah juga sedapat mungkin memberikan alternative pemecahan masalah. Tetapi harus diingat, pemberian alternative solusi tersebut harus dilakukan dengan hati-hati, sebab bisa saja guru telah memiliki alternative yang lain sebagai hasil dari evaluasi dirinya atapun buah dari ekplorasi yang telah dilakukan sebelumnya.

What Next ( Selanjutnya Apa?); Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk mencatat atau menentukan langkah-langkah apa yang akan dilakukan agar target bisa tercapai. Baiknya disampaikan secara detail. Kepala sekolah berkewajiban untuk menyarankan guru agar konsisten dengan rencana kerja yang telah disusun dan akan lebih maksimal jika ada bukti berupa komitmen.

Monitoring: Selama masa monitoring guru harus rajin mencatat berbagai kemajuan yang telah dicapai, ketepatan waktu serta target. Kepala sekolah harus mengikuti perkembangan yang dialami guru, menanyakan fasilitas yang dibutuhkan dan sekaligus memberikan umpan balik yang kreatif, akurat, memotivasi serta produktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun