Di banyak negara, pengolahan limbah pertanian menjadi bioetanol dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Petani dapat menjual limbah pertanian mereka, seperti jerami atau sisa tebu, yang sebelumnya tidak memiliki nilai ekonomi.Â
Selain itu, pembangunan pabrik pengolahan bioetanol di daerah pedesaan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
c) Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan
Pengembangan bioetanol dari bahan non-pangan juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.Â
Melalui program pendidikan dan kampanye, masyarakat didorong untuk lebih peduli terhadap pengelolaan limbah, daur ulang, dan penggunaan energi terbarukan. Hal ini pada akhirnya berkontribusi pada perubahan perilaku sosial yang lebih berkelanjutan.
4. Tantangan dalam Pengembangan Bioetanol dari Bahan Non-Pangan
Meski banyak peluang, pengembangan bioetanol dari bahan non-pangan juga dihadapkan pada sejumlah tantangan.
   a) Biaya Teknologi dan Infrastruktur
Meskipun teknologi pengolahan bioetanol dari limbah telah berkembang pesat, biaya awal untuk membangun infrastruktur pengolahan masih relatif tinggi.Â
Pabrik-pabrik yang diperlukan untuk mengolah limbah organik menjadi bioetanol membutuhkan investasi besar, dan tidak semua negara atau perusahaan siap menanggung biaya tersebut tanpa adanya insentif atau dukungan pemerintah.
  b) Skalabilitas Produksi