Mohon tunggu...
Sisilia Triana
Sisilia Triana Mohon Tunggu... -

Saya adalah seorang editor buku anak, suka menulis, membaca, dan mengamati kehidupan dan orang-orang sekitar.\r\n\r\n"Engkau seperti engkau sekarang karena keinginanmu. Jika engkau ingin berbeda, engkau harus berada dalam proses untuk mengubahnya, sekarang (Fred Smith)"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anak Bumi dan Sesamanya

9 Juli 2013   13:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:48 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada sebuah ironi yang menggeliat ketika mendapati fakta 2 fakta yang saling bertimpang tindih, satu dengan yang lainnya. Ketika banyak anak memiliki kesempatan untuk mengecap bangku sekolah dan menikmati setiap fasilitas yang sangat memadai, di sisi lain negeri ini ada sekelompok anak yang harus bersanding dengan segala keterbatasan, untuk mengecap indahnya belajar. Apakah hidup memang harus saling bersimpangan? Pendidikan di tanah Jawa menjadi hal yang lumrah untuk dirasakan oleh anak-anak usia sekolah. Banyak orang tua yang merencanakan dengan matang pendidikan putra-putri mereka, bahkan dari pendidikan PAUD sampai perguruan tinggi. Selain faktor dukungan dari orang tua, fasilitas pendidikan di pulau Jawa sudah bisa dikatakan memenuhi standar meskipun masih terdapat beberapa kekurangan di beberapa bagian, tapi toh semua itu tidak serta merta memupus harapan dari putra-putri bangsa untuk merasakan indahnya sebuah sekolah, dan kenyamanan untuk bisa belajar tanpa adanya gangguan fasilitas. Akan tetapi, di kala segala dukungan fasilitas, material, maupun spiritual dari berbagai pihak sudah digenggaman, banyak anak-anak yang masih ogah-ogahan untuk belajar dengan baik. Banyak anak-anak yang merasa skeptis dengan tujuan mereka ke depan. Pandangan mengenai masa depan-yang cenderung akan sama-dengan orang lain menjadi patokan yang membuat banyak anak enggan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan tinggi-tinggi untuk apa toh, pada akhirnya selesai sekolah juga paling nikah, punya anak-seperti yang orang lain lakukan. Sangat jarang ditemukan ada anak yang mempunyai pemikiran berbeda-pemikiran-pemikiran di luar jalur-yang tidak sama dengan orang lain-pernah lakukan. Ada satu titik-di mana pemikiran mereka-menjadi satu pukulan kecil-melihat kondisi negara kita yang masih membutuhkan peran serta mereka-di segala bidang kehidupan. Di saat banyak old generation yang sudah saatnya berganti, para young generation adalah harapan bagi bangsa ini. Tetapi, ketika banyak putra-putri bangsa yang memilih untuk lebih berkonsentrasi pada kehidupan masing-masing pribadi maka harapan kini digantungkan kepada sosok-sosok-yang diharapkan-masih memiliki semangat cinta pada negeri-yang semoga masih berkenan untuk menilik pula kondisi saudara-saudari satu bangsa-di sisi lain negara ini. Mereka, adalah putra-putri bangsa yang masih membutuhkan perhatian kita untuk membuat perubahan dalam kehidupan mereka. Semangat mereka untuk tetap berusaha mengenyam pendidikan dalam keterbatasan menjadi semacam ironi ketika kita sendiri-yang mampu mengecap indahnya pendidikan tanpa keterbatasan-malah menyia-nyiakan semua itu dengan dalih bahwa semua itu tak akan bermanfaat banyak bagi keberlangsungan masa depan kita.

Then, ketika kita tidak hanya menjadi generasi muda-yang hanya memikirkan diri kita sendiri-kita akan mampu untuk melihat bahwa sebentuk usaha kita untuk terus belajar dengan baik, akan mampu untuk membawa perubahan dalam kehidupan mereka-sekecil apapun bentuk perubahan itu. Toh, menjadi pembawa perubahan tak harus selalu dengan menerjunkan diri langsung ke tempat di mana mereka berada, tapi dengan kepedulian kita, kepekaan dan kesadaran kita bahwa mereka adalah saudara kita-itu pun mampu untuk menggunggah niat kita dalam membuat sebuah perubahan kecil bagi keberlangsungan pendidikan dan masa depan mereka.
dalam semangat mereka, masa depan negara ini ada dalam setiap tapak kaki mereka, cita-cita bangsa ini terencana dalam senyum mereka, negeri ini memiliki terangnya adakah yang lebih indah selain melihat mereka tumbuh menjadi pemimpin bagi Indonesia tercinta? When your life is going better let's take a look at the others' help them to make their life being better as yours References: http://www.indonesia-menyala.org/galeri/cerita_dari_daerah_penempatan/ index_files/vlb_images1/6.jpg http://www.indonesia-menyala.org/galeri/cerita_dari_daerah_penempatan/ index_files/vlb_images1/7.jpg http://www.indonesia-menyala.org/galeri/cerita_dari_daerah_penempatan/ index_files/vlb_images1/17.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun