Mohon tunggu...
Ana Febriyanti
Ana Febriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya merupakan sosok yang introvert tetapi menyukai kegiatan sosial. hobi saya mendengarkan musik dan cerita dari orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

KKN-PPM UGM 2023: Bank Sampah Menjadi Peluang dan Kebersamaan

5 Agustus 2023   19:34 Diperbarui: 5 Agustus 2023   19:37 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Miritpetikusan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Miritpetikusan juga biasa dipanggil dengan sebutan Mipet. Mipet mempunyai tiga dusun, yaitu Kepek, Krajan, dan Entak. Mipet juga terdiri dari tujuh RT dan tiga RW. Hal ini menyebabkan banyaknya jumlah populasi penduduk di Desa Miritpetikusan. Jika melihat data dari Kantor Kepala Desa Miritpetikusan, jumlah penduduk adalah 1.839 jiwa. 

Melihat banyaknya penduduk, tentu saja menyebabkan jumlah sampah yang dihasilkan oleh setiap rumah tangga juga banyak dan beragam. Sebagian masyarakat membuang sampah di belakang rumah kemudian membakarnya atau dibiarkan begitu saja.

"Kalau Saya biasanya cuma tak bakar di depan rumah mba, lha bingung mau dibuang kemana", ujar Ibu Manis, salah satu warga Desa Miritpetikusan. 

Berangkat dari permasalahan tersebut, KKN-PPM UGM Merakit Mirit 2023, mengajak warga untuk mengaktifkan dan memaksimalkan Bank Sampah di Desa Miritpetikusan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi timbunan sampah di lingkungan sekitar rumah. Lingkungan yang bersih akan membuat masyarakat lebih nyaman untuk melakukan aktivitas sehari-hari. 

Pada Rabu (19/7), KKN-PPM UGM membantu masyarakat untuk melaksanakan kegiatan Bank Sampah. Kegiatan tersebut dilakukan di samping Balai Desa Miritpetikusan. Kegiatan dimulai dengan masing-masing warga menyetorkan sampah rumah tangga seperti kardus, kertas, botol plastik, botol kaca, minyak jelantah atau barang-barang yang mempunyai nilai jual. Banyaknya barang bekas yang dikumpulkan akan dicatat di buku penyetoran masing-masing.

Saat warga telah menyetorkan semua sampah, tim KKN-PPM UGM dan pengurus Bank Sampah akan memilah. Sampah dipilah berdasarkan jenis dan warnanya. 

"Sampahnya harus dipilah sesuai dengan warna dan jenisnya mba, karena biasanya yang warna putih itu mempunyai nilai jual yang tinggi", ujar Ibu Siti, salah satu pengurus Bank Sampah. 

Kegiatan pemilahan berlangsung cukup lama karena mengingat banyaknya sampah yang dikumpulkan warga. Sedangkan pengurus yang memilah sampah yang sedikit.

Proses menimbang sampah. Sumber: Febrianto Al Husen, Fakultas MIPA UGM
Proses menimbang sampah. Sumber: Febrianto Al Husen, Fakultas MIPA UGM

Setelah pemilahan sampah, pengurus akan menimbang sampah sebelum di jual ke pengepul. Hasil penjualan akan dicatat oleh pengurus di buku induk Bank Sampah dan buku tabungan milik anggota penyetor sampah. 

Penulis : 

Ana Febriyanti, FISIPOL UGM

Dokumentasi: 

Febrianto Al Husen, Fakultas MIPA UGM

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun