Gegara informasi di jagad tweeter rekaman ceramah Tengku Zulkarnain membuat emosi sebagian warganet. Bahkan ada yang minta adu tanding keris dan ada yang mau lapor polisi. Dari cuplikan ceramah yang tidak utuh demikian itulah yang menjadikan persepsi berbeda beda. Coba kalau kita dapatkan rekaman secara utuh tentu akan berbeda. Tengku Zulkarnain memang cukup beken karena pernyataannya yang sering dikutip media dan juga mengemban sebagai Wasekjen MUI. Dalam potongan video yang tersebar, Tengku Zulkarnain dianggap membandingkan suku Jawa dengan suku di Sumatera. Kebanyakan orang Jawa menilai bahwa Tengku Zulkarnain itu sedang melucu saja agar para jamaah tidak ngantuk mendengar kegiatan ceramah. Semacam ice breaking saja. Pernyataan tersebut sudah lama kita dengar sebagai bahan obrolan akrab, bahkan dalam dunia lawakpun pernah dimainkan ucapan tersebut.
Beredarnya potongan ceramah tersebut baiknya semua pihak tidak terpancing dan seoalah olah sebagai pelecehan. Tertawa sajalah tidak usah ribut dan main lapor lapor. Gaya ceramah dari suku Sumatera memang begitu nampak kasar, namun hatinya baik. Kawan kawan dari Sumatera yang pernah kita kenal pada waktu belajar dulu orangnya hormat dan tahu diri sebagai perantau. Sehingga kita menghargai Tengku Zulkarnain sebagai salah satu panutan dan ketokohannya. Sikap provokatif dan permusuhan etnis prematur untuk disematkan kepada Tengku Zulkarnain. Bangsa Indonesia nampaknya masih di uji dan dicari celah celahnya untuk dibuat kacau. Kami melihat para ulama di Jawa masih saling menghormati dan tidak saling merendahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H