Mohon tunggu...
Ana K
Ana K Mohon Tunggu... -

Klein, frech, sei fröhlich, egal wie die Situation ist hehe

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kebebasan Yang Anda Miliki Ini Bukanlah Hadiah yang Turun Begitu Saja dari Langit...

16 Juni 2014   02:35 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:34 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika anda (kali ini "anda" kembali tertuju kepada semua rakyat indonesia) mau berfikir jernih, mau memberdayakan otak anda dengan baik, maka anda akan tahu bahwa saya berkata benar.

Anda pikir anda bisa berbicara sebebas itu jika gaya militer dan otoriter Suharto masih ada? Anda pikir anda bisa berteriak sekeras itu jika anda berada dibawah sistem otokratis, military, "Law and Order made by the boss", System seperti kekhalifahan dan murni monarki?
Well, jika kebetulan saat itu kelompok dan sekte anda yang berkuasa, jawabannya mungkin "YA",
tapi jika sampai suatu saat terjadi perang sipil (yang biasanya cepat atau lambat pasti terjadi di negara yang kondisi penduduknya seperti api dalam sekam, ketidakpuasan penduduk yang ada bagai menyimpan bom waktu yang berdetak), kudeta atau revolusi sekali aja sudah cukup untuk membuat sekte anda terguling dari kursi... Dan adalah bodoh, kalau anda pikir anda masih bisa bersuara sekeras itu jika negara kita memakai sistem seperti yang anda impikan itu.

Karena itulah anda begitu paranoid terhadap minoritas... karena saat anda jadi mayoritas anda berperilaku tiran juga terhadap minoritas. Jika anda menjadi saudara tua yang baik dan melindungi terhadap minoritas, saya jamin anda tidak akan perlu merasa setakut itu terhadap minoritas. Anda takut karena saat anda bercermin anda sadar sesadar-sadarnya bahwa anda itu kejam dan tidak adil terhadap minoritas, karena itulah anda takut... karena anda ngeri akan mendapat karma dan balasan.
Itulah satu-satunya alasan yang masuk diakal.
Jadi logika anda adalah: 'Anda harus tumpas mereka dulu, lebih baik tekan mereka dulu jangan sampai mereka jadi cukup besar untuk membalik keadaan'.
Tapi anda lupa satu hal... Roda itu berputar, bumi itu bulat.
Anda tidak tahu apa yang bisa terjadi dimasa depan.
Jadi logika anda itu logika konyol, kalau ngga mau dibilang bodoh ya.
Suharto yang sudah berkuasa 32 tahun, begitu kuatnya.. akar-akarnya sudah menyebar kemana-mana, bukannya dia jatuh juga?
Gadhafi jatuh, Shah Iran jatuh, Saddam jatuh, Uni Soviet jatuh.. Hitler jatuh, Mesir alami revolusi, Syiria juga alami revolusi dan masih banyak deretan lain yang berjatuhan.
Jadi jika anda berfikir bahwa logika anda dengan "Tekan dan hajar duluan mereka biar takut, sebelum kita keduluan"  itu efektif, maka anda terlalu naif.
Dan lebih lagi, artinya anda terlalu sombong dan takabur.
Ingat sekali lagi, roda itu bundar.
Dan orang tidak akan bertambah bodoh tapi bertambah pintar (mestinya), jadi jika anda lebih suka bertahan jadi golongan orang-orang yang tidak mau berfikir sendiri dengan diiringi suara nurani yang jernih, maka celakalah anda sendiri nantinya.
Mungkin saya memang tidak seberuntung itu untuk melihatnya, tapi masa itu akan datang cepat atau lambat.

Human being, because of their own mental and emotional stupidity, will destroy them selves.
BE SURE FOLKS, it will happen!
The Doom doesn't come just like that, we are the one who make it happen with our own aggresive attitude.
And our technical intelligence just make it even faster!

NOTE: Buat yang tidak merasa berlaku intoleran dan dalam hidup bermasyarakat benar-benar sudah  menggunakan standar moral yang universal, sehingga bisa fair dan diterima semua orang, ngga pernah  memaksakan nilai-nilai individunya kepada orang lain, maka anda tidak perlu tersinggung.
Sudah jelas bahwa beberapa bagian dari tulisan saya diatas tidak tertuju kepada anda ;).
Fakta: Banyak tentara-tentara negara maju yang begitu pulang ke negerinya setelah dikirim ke medan laga mengalami gangguan jiwa, karena nuraninya terganggu harus menghadapi begitu banyak kekerasan, harus melihat penderitaan orang-sipil tak berdosa, atau bahkan karena mereka terpaksa membunuh musuh. Catat, itu yang dibunuh militan bersenjata lho dalam perang, mereka butuh psikoterapi cukup lama.
Dan ini capres nyatanya hidupnya nyaman-nyaman aja..padahal sudah berapa nyawa melayang dibawah komandonya ketika dia jadi jendral dan bertugas di indonesia timur, dan yang dia sakiti baik sipil ataupun militan, tapi mereka itu tetap nyawa. Jadi saya benar-benar mempertanyakan... kok bisa ya dia tidur nyenyak makan enak...
Dan itu memang bukan dia seorang yang begitu itu...
Yang ketika dimintai pertanggungjawaban, dengan enaknya cuma bilang: "Tanya saja Atasan Saya!"
Pak, tentu atasan juga harus diusut, tapi itu ngga berarti anda bisa cuci tangan.
Kalau anda ingin yang lainnya juga membayar, maka anda juga harus buka mulut....
Just wondering how they all can sleep well with so many blood in their hand...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun