[caption id="attachment_279704" align="aligncenter" width="1024" caption="Adat Mansaa (Silat) dalam Festival Benteng Patua, Tomia"]
Sore hampir menjelang, kami pun bersama Pak Ade menuju kembali ke Penginapan untuk beristirahat dan menikmati matahari terbenam (sunset) di areal Tandiono Beach. Suara adzan Magrib menggema diantara hempasan angin laut, berdiri diatas tumpukan batu jembatan pembatas Tandiono Beach, membuat indahnya menyambut malam. Lampu suar depan penginapan sesekali memancarkan sinarnya.
[caption id="attachment_279705" align="aligncenter" width="1024" caption="sunset di Areal Tandiono Beach"]
Taburan bintang diatas riak air dan angin laut membuat kami lapar, segera untuk mencari santapan malam, di Pulau Tomia ini hanya terdapat satu Bank Daerah dan tidak terdapat ATM atau Rumah Makan seperti layaknya di Wanci atau Baubau, hanya ada beberapa hotel dan penginapan/homestay yang disiapkan oleh masyarakat setempat, yang didalamnya untuk pemesanan makanan yang akan dihidangkan ala rumahan seadanya. Jika anda berminat datang ke Pulau ini, siapkanlah uang tunai yang cukup untuk kebutuhan selama berada di Pulau ini, karena jarak tempuh dengan Pulau sekitarnya sangat jauh, kurang lebih 2-3 jam perjalanan dengan kapal laut. Untuk makanan, ada beberapa Warung Makan dan Warung Bakso yang jaraknya tidak begitu jauh.Pilihan makan malam adalah ikan bakar Baronang yang sangat segar dengan sambal colo-colo. Jika berminat untuk makan malam dengan ikan bakar, sebaiknya dilakukan pemesanan sebelumnya. Cukup dengan Rp. 30.000,- anda sudah bisa menikmati ikan bakar yang rasanya sangat enak dan masih sangat segar.
Malam pun mengiring kami untuk istirahat dan sesekali kami menuju bibir pantai untuk melihat bintang dibawah terangnya cahaya bulan. Suasana tanpa hiruk pikuk, jauh dari keramaian hanya suara jangkrik, angin laut, pecahan ombak kecil, pasir pantai yang putih menemani indahnya malam sambil menikmati kopi hitam kayu manis ala Tandiono Dive Center.
[caption id="attachment_279706" align="aligncenter" width="1024" caption="sunrise di Areal Tandiono Beach"]
Bangun pagi sudah menjadi kegiatan rutin, tetapi bangun pagi dengan menikmati matahari terbit di Pulau Tomia adalah kegiatan yang tidak biasa, ditemani dengan seduhan kopi hitam kayu manis dan kepulan asap rokok. Sungguh nikmat dan luar biasa. Tepat jam 08.00 pagi kami akan diantar untuk melakukan diving (menyelam) dibeberapa spot yang telah diterangkan oleh seorang instruktur dive bernama Pak Rahmat,. Untuk di Pulau Tomia terdapat kurang lebih 50 spot dive yang namanya sangat unik dan beragam diantaranya Gunung Waha, Mari Mabuk, Roma, Ali Reef, Kollo Soha Beach, Teluk Waiti, Table Coral City, Dunia Baru, Tanjung Patok, Magnifico dan masih banyak lagi. Beberapa kelengkapan alat seperti wetsuit, masker, fin (kaki katak), gear, octopus, tabung, beberapa belt pemberat dan tidak lupa membawa kamera underwater yang telah kami sewa seharga Rp. 100.000,-perhari. Untuk dive pemula atau belajar diving (menyelam) seperti kami cukup mengeluarkan uang sekitar Rp. 500.000,- perorang, disebut dengan Trip Discovery untuk Dive Pemula. Bagi yang mempunyai Lisensi atau Izin Menyelam akan lebih murah sekitar Rp. 350.000 perorang.
[caption id="attachment_279707" align="aligncenter" width="1024" caption="Menuju tempat penyelaman (spot diving)"]
[caption id="attachment_279708" align="aligncenter" width="1024" caption="Belajar Menyelam (diving) dengan instruktur Pak Rahmat"]
Setelah perlengkapan siap kami pun menuju Spot yang disebut Kollo Soha Beach atau tepatnya berada didepan Pantai Kollo Soha yang pasir pantainya sangat putih, tidak jauh dari Spot Teluk Waiti dan Spot Mari Mabuk. Tutorial dan penjelasan yang diberikan oleh Pak Rahmat untuk safety selama menyelam, cukup kami pahami dan sangat antusias, karena untuk diving kami baru pertama kali. Cukup dengan mahir dan lihai berenang serta kebiasaan snorkling atau freedive untuk menikmati bawah laut sudah sangat luar biasa. Keindahan bawah laut yang sangat nyata, membuat kami terkagum-kagum, tak henti-hentinya mengucap rasa syukur dalam hati kecil kami atas karunia dan kebesaran Allah SWT, menciptakan bumi, langit beserta isinya. Tak luput dari keindahan surga nyata bawah laut Kepulauan Tomia Kab. Wakatobi, gugusan terumbu karang dari berbagai jenis spesies yang tumbuh subur sangat indah dengan berbagai macam bentuk serta jenis ikan yang beragam, seperti berada dalam aquarium raksasa. Sungguh luar biasaa.!!!
[caption id="attachment_279713" align="aligncenter" width="480" caption="Freedive vs Diving"]
[caption id="attachment_279714" align="aligncenter" width="480" caption="Bersama spongebob dkk"]
[caption id="attachment_279718" align="aligncenter" width="480" caption="Belajar Diving"]
Tiga jam tidak terasa berada dijalur spot diving, kami pulang dengan rasa kagum dan gembira yang sangat luar biasa, seolah baru keluar dari dunia mimpi yang begitu jauh didalam dasar laut. Walaupun sempat terjadi insiden kecil, kerusakan mesin karena air yang masuk dalam kapal merendam sebagian mesin, berakibat dengan kandasnya kapal dan akan merusak terumbu karang dibawahnya. Tapi untunglah Pak Rahmat sebagai instruktur diving, ternyata dia juga seorang juru mesin yang handal. Kumandang azan shalat jum’at membawa kami kembali ke Penginapan Tandiono Beach.
[caption id="attachment_279721" align="aligncenter" width="1024" caption="Anak-anak dari Suku Bajo, pulang sekolah"]
Sore hari kami melakukan city tour bersama Pak Ade Koji menuju Pantai Huntete yang berada disebelah Timur Pulau Tomia, pantai ini berhadapan langsung dengan Laut Banda dan terdapat tiga spot diving didepan pantai serta Pulau Ndaa disebelah baratnya. Jajaran pohon kelapa dan batuan karst menghiasi indahnya Pantai Huntete, membuat anda tidak bosan untuk melihat pantai dan semilir sepoi angin pantai. Tidak lama kami bergeser menuju tempat favorit warga Tomia yang disebut dengan Puncak Kahyangan, terletak di Desa Kahianga, Kec. Tomia Selatan. Melewati hutan kecil yang didalamnya terdapat Benteng kecil dan tidak sempat untuk dikunjungi. Puncak Kahyangan ini menyuguhkan pemandangan yang indah dengan perbukitan savana agak tinggi, bisa melihat keindahan Pulau One Moba’a, Pulau Lintea, Pulau Sawa dan Kec. Tomia Selatan, Osuku dibawahnya. Diatas bukit ini terdapat banyak kima raksasa yang sudah lama menjadi fosil, menggambarkan bahwa dimasa lalu diatas Puncak Kahyangan ini adalah bagian dari lautan. Bagi teman-teman yang pernah menonton film karya anak bangsa tentang keindahan pantai dan laut Wakatobi dengan judul “The Mirror Never Lies”, anak Suku Bajo bernama Pakis dan Lumo, melakukan akting mereka diatas Puncak Kahyangan ini. Menunggu matahari terbenam diatas Puncak Kahyangan sangatlah indah, cahaya jingga merona, awan putih yang menghiasi cerahnya langit biru.
[caption id="attachment_279722" align="aligncenter" width="575" caption="Tebing di Pantai Huntete"]
[caption id="attachment_279723" align="aligncenter" width="1024" caption="Rumput Laut dan Kelapa yang kering di Pantai Huntete"]