Saat ini kasus Corona di Indonesia tak kunjung hilang, keresahan masyarakat dengan penyakit ini membuat masyarakat melakukan panic buying. Awal mula virus ini masuk ke Indonesia ketika NT dan MD mengikuti sebuah pesta Klub di Jakarta. Hingga Juli 2021 kasus penderita Corona semakin bertambah. Gejala gejala yang di deritapun semakin beragam, salah satu gejala yang paling sering dialami oleh penderita adalah hilangnya indra penciuman (anosmia) dan hilangnya indra perasa (ageusia/dysgeusia), gejala ini umumnya muncul sekitar 1-2 minggu setelah tubuh terpapar virus Covid-19.
Penyebab pasti kenapa Covid-19 dapat menimbulkan gejala anosmia masih belum bisa diketahui dengan jelas. Namun, katanya kondisi ini terjadi akibat adanya peradangan di rongga hidung ketika virus ini  terhirup masuk ke dalam tubuh, ketika virus ini masuk kedalam tubuh, virus dapat menyerang sistem saraf yang berfungsi sebagai indra penciuman, gejala anosmia pada Covid-19 juga biasanya disertai dengan dysgeusia (tidak bisa merasakan). Selain karena terinfeksi virus Corona, anosmia juga biasanya dialami oleh penderita dengan gangguan saraf penciuman. Tingkat keparahan gejala ini pun bermacam macam, dan biasanya terjadi pada orang yang telah berusia lanjut, atau memiliki penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, asma, dan HIV.
Pencegahan Virus Dengan Vaksin
Meningkatnya jumlah penderita Covid-19 membuat masyarakat dan pemerintah mencari bagaimana solusi untuk menguranginya, berbagai macam upaya telah dilakukan. Salah satunya mendatangkan vaksin yang menghabiskan dana triliunan supaaya bisa memusnahakan kasus Covid-19 ini. Setelah vaksin sampai di Indonesia pemerintah memberikan kebijakan dengan mewajibkan seluruh masyarakat melakukan vaksinisasi. Vaksin pertama yang masuk ke Indonesia adalah Sinovac dan dilanjut dengan PT Bio Farma, Novavax, Oxford-AstraZeneca, Pfizer-BioNTech, Moderna, dan Sinopharm.
Dari ketujuh vaksin, baru sebagian yang dosisnya bisa diterima oleh tubuh kita  dan digunakan dalam program vaksinasasi di Indonesia, seperti; Sinovac, PT Bio Farma, Oxford-AstraZeneca, dan Sinopharm. Munculnya vaksin di Indonesia ini ternyata mengalami pro dan kontra dan bahkan ada juga yang menolak divaksin, kecemasan masyarakat terhadap vaksin merupakan suatu hal yang wajar karena minimnya informasi yang diterima oleh kita tentang vaksin Covid-19 (misleading). Sebagian besar tim medis dan WHO telah menyebutkan bahwa salah satu cara terampuh untuk memutuskan rantai penyebaran Corona ini dengan cara memberikan vaksin ke dalam tubuh kita. Maka dari itu masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya vaksin ini, karena proses tahapan pengujian vaksin Covid-19 sangat ketat.
Jokowi Adalah Orang Pertama Yang di Vaksin
Program vaksinasi Covid-19 pertama kali dilakukan oleh pemerintah pada tanggal 13 Januari 2021, orang yang pertama kali disuntik vaksin adalah Bapak Presiden Joko Widodo. Ada empat tahapan yang dilalui oleh Presiden untuk menerima suntikan vaksin Covid-19 yang disuntikkan oleh Prof.dr.Abdul Muthalib yang merupakan dokter kepresidenan. Program ini akan berlangsung secara gratis kepada seluruh masyarakat Indonesia, keputusan ini ditetapkan oleh pemerintah setelah menerima masukan mengenai keuangan negara dan karena sudah teruji keamanannya.
Keamanan Vaksin Yang Telah Teruji
Satgas Penanganan Covid-19 meminta kepada masyarakat agar tidak perlu lagi untuk ragu dengan keamanan vaksin yang akan segera diberikan pemerintah tanpa mengeluarkan uang sepeserpun. Satgas yang bernama Prof Wiku Adisasmito menegaskan bahwa keamanan vaksin tidak perlu dikhawatirkan lagi, dan Presiden Joko Widodo pun telah melakukan serta membuktikan keamanan vaksin Covid-19. BPOM telah mengeluarkan sertifikasi Emergency Use Of Authorization (EUA) dan sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Keputusan yang dikeluarkan yaitu bahwa vaksin Covid-19 sudah benar benar memenuhi standar medis serta tidak perlu di ragukan kembali akan bahaya dosis, dan efek sampingnya.
Karena itu Wiku meminta masyarakat agar percaya ke keamanan dari vaksin Corona ini. Karena vaksin ini sudah memenuhi standar minimal sebesar 50 persen. Penetapan standar ini diberikan oleh World Health Organization (WHO), Food and Drugs Association  (FDA). Pemerintah pun akan tetap melakukan pemantauan lebih lanjut terhadap ke efektivitas vaksin tersebut.
Pentingnya Vaksin Untuk Mengurangi Covid-19