Pagi ini (kemarin - red) saya menerima pesan singkat via WhatsApp. "Matur nuwun atas ilmu umur 28 tahunnya ya".Â
Pengirimnya, Zaim Uchrowi. Nama yang tak asing. Ia seorang penulis, mantan wartawan dan mantan orang nomor satu di sebuah BUMN.Â
Mas Zaim, demikian saya memanggilnya, memiliki perhatian besar terhadap kepemimpinan. Ia mengenalkan suatu konsep yang ia sebut sebagai 'Cultural Leadership' (CL) dengan bechmark kepemimpinan Rasulullah. Ia menulis buku 'Muhammad Sang Teladan'. Materi-materi CL sejauh ini telah banyak dia ajarkan di berbagai lembaga dan korporasi.
Pesan WA tersebut gara-gara kejadian kemarin sore. Tiba-tiba Mas Zaim mengajak ketemu, kenalan. Saya memang belum pernah bertemu dan kenalan langsung.Â
Saat itu saya bertanya apa hal penting yang pernah sangat ia pikirkan untuk dilakukan pada usia 28 tahun. Ia malah balik bertanya:
"Ada apa dengan usia 28 tahun?"Â
Saya katakan saya sedang menggodok pemikiran baru tentang periode penting dalam fase perjalanan setiap orang di usia 28 tahun. Bahwa, para pemimpin atau siapapun yang menonjol di lingkungannya, pasti memiliki suatu milestone penting dalam hidupnya di usia 28 tahun.
Ini hipotesa saya. Dan saya sangat berharap ini menjadi sebuah teori baru yang akan menjadi kajian di level akademisi. Untuk itu dalam beberapa bulan ini, saya telah melakukan riset-riset kecil dengan mewawancarai manusia-manusia yang saya katagorikan di atas. Temuan sementara sangat menarik: semakin menguatkan hipotesa saya.
Sejauh ini, baru dia orang yang konsen dalam bidang pengembangan potensi manusia menilai konsep saya ini sebagai suatu yang menarik untuk diperhatikan.Â
Dari kasus pengalaman hidupnya di usia 28 tahun, faktanya sungguh menarik. Segaris dan sejalan dengan konsep yang saya pikirkan di atas.Â
Zaim, adalah wartawan muda dibalik lahirnya koran REPUBLIKA. Sebuah ide dan keinginan yang tidak mudah untuk diwujudkan di jaman Orde Baru.
"Lalu dari mana Anda membuat ketetapan atau konstanta di angka 28 tahun itu?"
Saya katakan bahwa angka 28 itu saya dapatkan dari fase-fase tujuh tahunan manusia sejak berumur satu tahun. Usia 28 tahun adalah fase ke lima dalam hidup manusia. Fase ke lima inilah awal tahapan penting yang akan membentuk fase kematangan kehidupan selanjutnya di usia 40 ke atas.
"Dari mana Anda membagi fase itu?"
Sebuah ayat dalam Qur'an mengajarkan hal itu. Mengenai hal ini akan saya uraikan dalam tulisan tersendiri.Â
Dasar wartawan, 'penyakitnya' sampai kapanpun tak akan hilang. Mas Zaim terus mengejar.Â
"Itu pasti ada cerita awal sebabnya sehingga Anda menyimpulkan angka 28 tahun itu!"
Saya jawab dengan jujur:
"Saya harus berterima kasih kepada anak saya yang saat ini masih umur 11 tahun dan kelas lima SD. Dia mengatakan akan melakukan hal penting dalam hidupnya kelak pada usia 28 tahun".
Jadi sesungguhnya bukan pikiran saya murni. Saya hanya mencoba memformulasikan saja apa yang secara spontan dipikirkan oleh Faiz BIladi Afifi, anak saya.
Dan, hari ini, 28 Mei 2016, tiba-tiba saya teringat.Â
Dua puluh tahun lalu atau tepatnya 28 Mei 1996, adalah hari resmi saya memantabkan diri memulai milestone yang saya anggap penting untuk masa depan hidup saya kelak. Hari itu saya memulai menjalankan usaha terkait tulis menulis. Itu terus berpola dan mengeras sampai hari ini dengan level capaian yang menurut ukuran saya berpengaruh besar terhadap diri saya dan orang-orang di sekitar saya.
Hal ini membuat saya terkejut. Saat itu ternyata, saya memasuki umur 28 tahun!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI