literasi justru dibutuhkan untuk menyaring alur informasi tak terarah hingga yang berusaha menggiring opini publik. Literasi sebagai tameng yang kokoh di tengah gempuran era digitalisasi seperti saat ini.Â
Di era digital yang semakin berkembang pesat,Adanya jenis-jenis buku bacaan, dapat menambah wawasan dan pengetahuan seseorang. Seperti kata pepatah, buku adalah jendela dunia. Sayangnya di Indonesia, minat membaca masih sangat kurang dan dapat dikatakan berada di tingkat rendah.Â
Oleh karena itu, banyak hal dilakukan oleh pemerintah baik pemerintah pusat hingga pemerintah daerah dalam meningkatkan minat baca dan menumbuhkan literasi.
Contohnya, dengan didirikannya perpustakaan desa seperti yang dilakukan oleh pemerintah Desa Bojong Kulur, Kabupaten Bogor. Perpustakaan desa diharapkan mampu menjadi sarana untuk menumbuhkan minat baca warga dan menjadi pilihan menghabiskan waktu sambil bersantai ria.
Perpustakaan Desa Bojong Kulur terletak di daerah Villa Nusa Indah 2 dan difasilitasi oleh ruang baca dengan konsep kontainer, di mana ruang baca tersebut dilengkapi dengan rak-rak buku dan kursi yang membuat suasana semakin nyaman.Â
Selain itu, terdapat taman bermain yang menunjang fasilitas pepustakaan dan sudah pasti ramah anak. Adanya perpustakaan desa yang disediakan gratis merupakan salah satu bukti bahwa literasi tidak sulit untuk kita tingkatkan, bahkan di dalam ruang-ruang publik yang sudah disediakan.
Penentu dalam meningkatkan literasi tentu bukan hanya sebatas perpustakaan desa yang diperbanyak dan diperluas, tetapi juga didukung oleh kemauan masyarakat dan kepekaan mereka terhadap minat baca dan tidak mudah berlarut-larut berada di media sosial. Perlu adanya interaksi langsung dengan buku, dengan orang-orang sekitar, dengan lingkungan, agar wawasan kita tidak hanya sebatas tulisan di media sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H