Mohon tunggu...
Ana Atikah
Ana Atikah Mohon Tunggu... Lainnya - @atikahanaaa

Seorang mahasiswa dan asisten apoteker yang hobi menulis dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menjaga Hati di Tengah Gempuran AI

20 Mei 2023   14:49 Diperbarui: 20 Mei 2023   15:01 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AI (Artificial Intellegence) atau kecerdasan buatan merupakan salah satu teknologi yang diciptakan untuk meniru fungsi kognitif manusia. Seperti kemampuan dasar untuk berpikir, bertindak, hingga kemampuan penafsiran terhadap lingkungan berupa perhatian, bahasa, memori, dan fungsi memutuskan. Untuk dapat membuat sebuah perangkat memiliki kemampuan berpikir dan bertindak layaknya manusia, diperlukan data berupa gambar (visual) dan data non gambar (teks bahasa atau angka). Kedua data tersebut dipergunakan untuk menganalisa cara kerja manusia, pandangan, hingga membalas percakapan.

AI telah merambah ke segala bidang, mulai dari dunia hiburan hingga dunia pendidikan. Bahkan, banyak peran manusia yang mulai tergantikan dengan adanya teknologi AI. Tak main-main, AI tersebut dapat menirukan suara, gambar, hingga pola pikir manusia dengan mengambil data sebanyak-banyaknya.

Fenomena AI yang semakin menyebar luas, dapat menimbulkan dampak positif dan juga negatif. Teknologi AI dapat membantu manusia menyelesaikan pekerjaan yang belum rampung atau bahkan yang tak terjamah oleh kemampuan manusia itu sendiri. Tetapi karena hal itu juga lah, keterbatasan manusia dan kemampuannya dapat digantikan dan diambil alih oleh AI. Di tengah gempuran AI, satu-satunya cara yang bisa dilakukan manusia adalah dengan meningkatkan kemampuan agar bisa berjalan beriringan dengan berkembangnya teknologi yang semakin pesat. Selain itu, menjaga hati juga tak kalah penting untuk tetap bisa membedakan manusia dengan teknologi. Rasa simpati dan empati, yang hadir secara lahiriah dari seorang manusia, tak mudah digantikan oleh sebuah teknologi. Bagaimana pun, AI mempunyai keterbatasan dalam memahami konteks di luar data yang ditirunya.

Dokpri
Dokpri
Manusia walau dalam keterbatasannya, selalu memiliki kesadaran diri dalam memahami kekuatan, kelemahan, dorongan, hingga nilai yang ada dalam dirinya. Hal itu yang membuat manusia dapat berkembang sekaligus mengevaluasi diri. Teknologi AI yang canggih, tetap tidak bisa menggantikan peran perasaan yang dimiliki oleh manusia. Karena sejatinya, produk yang dihasilkan ataupun pekerjaan yang dilakukan oleh AI, hanyalah sebuah program yang tidak memiliki kepekaan layaknya perasaan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun