Mohon tunggu...
Ana Aprilia
Ana Aprilia Mohon Tunggu... -

"Writing is a process of self-discipline you must learn before you can call yourself a writer. There are people who write, but I think they're quite different from people who must write." - Harper Lee

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ana’s Journey to a Healthy Lifestyle Part 1

25 Agustus 2015   11:31 Diperbarui: 25 Agustus 2015   11:43 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Alhamdulillah akhirnya saya menemukan waktu dan mood juga untuk membuat tulisan ini. Adapun maksud tulisan ini dibuat yakni untuk menjawab pertanyaan teman-teman saya yang ingin mengetahui bagaimana saya mengusir 12 Kg lemak dari tubuh saya. Jadi lain kali kalau ada teman yang bertanya lagi “Ana gimana caranyaaa?” akan langsung saya berikan saja link blog ini “nih baca”, lebih menghemat waktu kan? He he.

 Namun perlu diingat ya teman-teman, tulisan saya kali ini hanya sekedar teks recount, bukan teks ilmiah yang dibuat oleh ahli gizi atau trainer fitness profesional.  Isi tulisan ini hanya menceritakan ulang hal-hal yang sudah (dan masih) saya lakukan untuk menurunkan berat badan. Apabila teman-teman terinspirasi dan ingin mencontoh cara  saya, ya silakan. Tapi jika terjadi ketidakcocokan (misalnya jatuh sakit, kejang-kejang, muntah-muntah, pingsan-pingsan, bisul-bisul #eh) maka itu bukan tanggung jawab saya ya. Karena sudah saya ingatkan di awal bahwa di sini saya hanya menceritakan ulang, tidak mengajak, memaksa, apalagi menciptakan cara diet baru.

Jadi begini...

Perjalanan penurunan berat badan saya dimulai pada tanggal 1 september 2014. Saat itu saya sudah terkategorikan obesitas. Bobot saya mencapai 75Kg dengan tinggi hanya 160cm. Pakaian-pakaian saya rasanya tak muat lagi dipakai. Selain itu banyak juga keluhan yang saya rasakan ketika memiliki badan gemuk. Misalnya haid yang tidak lancar, mood yang tidak stabil, sering terkena flu, cepat lelah, dll. Pada saat itu saya mengevaluasi diri, flashback ke hari-hari yang sudah dilalui, mencari tahu mengapa saya bisa sampai  seperti itu (fat and sick, oops hehe).

Saya pun tersadar bahwa selama ini pola hidup saya tidak teratur. Saya tidak ingat kapan terakhir kali saya berolah raga. Bahkan frekuensi olah raga saya dalam setahun dapat dihitung jari. Pokoknya mager abis. Soal makanan, dulu saya suka memakan segala jenis makanan tanpa memikirkan apakah makanan tersebut thoyyib (baik) untuk tubuh atau tidak. Saya senang sekali dengan makanan yang digoreng, yang gurih-gurih, yang manis-manis terutama yang terbuat dari tepung-tepungan. Lebih parahnya lagi saya makan tak mengenal waktu. Kalau ada makanan, dan saya menginginkannya maka saat itu juga saya lahap meskipun tidak sedang merasa lapar (inilah yang namanya emotional eating).

Akibat ingatan itu kemudian muncul lah keinginan untuk hijrah dari gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat. Berat badan 75 Kg merupakan hasil “kesalahan” yang pernah saya perbuat di masa lalu. Maka dari itu menurunkan berat badan adalah langkah awal saya untuk memulai hidup sehat. Saya setuju dengan sebuah pernyataan yang berbunyi “kurus belum tentu sehat, gemuk sudah pasti tidak sehat”.

Untuk mewujudkan keinginan tersebut, saya melakukan hal-hal di bawah ini:

1. Membaca

Yes! Membaca. Saya teringat sebuah penggalan ayat Al-Quran: “janganlah kamu mengikuti apa yang tidak kamu ketahui tentangnya”. Dari situ saya berprinsip: sebelum melakukan sesuatu/ amalan apapun saya harus mengetahui ilmunya terlebih dahulu. Jadi tidak asal ikut-ikutan. Seperti itu.

Apa yang saya baca? ya artikel kesehatan. Artikel tentang cara penurunan badan yang tepat. Berapa banyak? pokoknya sampai mengerti. Setelah mengerti dan memeroleh ilmunya baru saya kemudian praktikan.

Keyword-keyword yang saya masukkan dalam kotak pencarian diantaranya: menurunkan berat badan yang benar, diet yang benar, tips diet, diet sehat, how to burn fat, how our bodies burn fat, go on a diet, how to diet, what is body fat, how to lose fat dan lain semacamnya.

Artikel-artikel yang muncul di hasil pencarian tidak sembarangan saya baca. Saya tidak pernah membaca artikel yang bersumber dari blog seperti wordpress.com, blogspot.com, kompasiana.com dan semacamnya. Saya harus memilah website yang resmi/ terpercaya supaya bersifat ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya . Website yang saya kunjungi biasanya kompas.com, detik.com, duniafitness.com, vemale.com, mensfitness.com, womenshealthmag.com, bodybuilding.com, dailymail.com, dsb. 

Tidak dapat dipungkiri, website berbahasa inggris biasanya menyediakan informasi lebih lengkap dan lebih mutakhir. Kurang paham bahasa inggris? jangan sedih, sekarang kan sudah ada yang namanya google translate, meskipun sedikit rancu-rancu yaa lumayan lah. Eh, atau mau mencari jasa penerjemah? Ya hubungi saya aja, hehe procol (promosi colongan).

Setelah membaca dan memelajari artikel-artikel tersebut, tebak apa yang terjadi?  saya tiba-tiba menjadi anak IPA! He he. Seriusan.  Singkat cerita, untuk menurunkan berat badan saya harus mengetahui perbedaan antara massa otot dan massa lemak tubuh, perbedaan antara losing weight dan losing fat (Mau tahu lebih lanjut tentang ini? baca sendiri yaah, kan udah gede :P). Selain itu saya juga harus mengetahui bagaimana cara tubuh ini bekerja. Saya mencari tahu kata kunci yang sering muncul di artikel-artikel yang saya baca. Misalnya apa itu metabolisme, kalori, masa plateau, retensi air, insulin, karbohidrat, protein, emotional eating, dan bahkan eating disorder! 

Nah, jadi langkah awal menurunkan berat badan bagi saya ialah iqra! 

Baca, pahami, lakukan.

Harus segitunya ya? Iya, karena itu bukti bahwa saya serius. Yang malas baca, ya mulai lah membaca. Banyak sekali ilmu di luar sana yang belum kita ketahui. Be curious! Jangan mau tuh kalah sama si George yang selalu curious. Hehehe.

2. Eat right

Bagi yang beragama islam, klasifikasi makanan hanya ada dua macam dilihat dari boleh/tidaknya dikonsumsi: yang haram dan yang halal. Dulu saya berpikir “yang penting halal” kalau soal makanan. Namun akhir-akhir ini saya menyadari bahwa selain halal makanan juga harus thoyyib (baik) bagi tubuh. Tubuh ini adalah amanah dari Allah yang harus dipelihara dengan baik, yang suatu saat akan dimintai pertangunggjawaban. Jika kita suka makanan yang tidak thoyib maka artinya kita abai dengan amanah ini. Padahal sudah jelas Allah swt telah memerintahkan kita untuk memakan makanan yang halal lagi baik,

“dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thoyib) dari apa yang telah dirizkikan kepadamu dan bertakwalahkepada Allah..” (QS: Al-Maidah:88)

Masih bicara tentang pengetahuan yang didapat sehabis membaca artikel, saya kini tahu makanan apa saja yang dibutuhkan tubuh dan yang harus dihindari selama penurunan berat badan. Sepemahaman saya, karbohidrat dan lemak merupakan dua unsur yang paling berpengaruh terhadap kenaikan bobot badan. Keduanya dibutuhkan tubuh namun juga perlu diatur asupannya.

Begini...  jadi jenis karbohidrat itu ada dua: putih dan kompleks. Yang baik untuk tubuh itu yang kompleks, karena lebih lambat dijadikan energi (di dalam tubuh, energi yang tak segera terpakai akan disimpan dalam bentuk lemak). Jenis lemak pun ada dua: baik dan jahat atau dalam bahasa Inggris istilahnya brown dan white. Lemak baik dibutuhkan tubuh untuk dibakar menjadi energi sedangkan lemak jahat cenderung mengendap di tubuh. Jadi karbohidrat dan lemak tidak boleh sampai dieliminasi selama program, akan tetapi dipilih jenis yang baiknya saja.

Nah, untuk mengetahui makanan apa saja yang termasuk sumber karbohidrat dan lemak baik, sekali lagi cari tahu sendiri yaa :p

Kalau saya selama empat bulan pertama sangat jarang konsumsi nasi putih. Untuk sumber energi utama saya masih mengandalkan karbohidrat, namun yang kompleks, yang keduanya protein. Sumber karbohidrat kompleks saya dapat dari ubi, oatmeal, dan jagung yang direbus. Sumber protein didapat dari kacang-kacangan dan polong-polongan. Saya juga memperbanyak konsumsi makanan yang tinggi serat namun rendah kalori seperti buah-buahan dan sayuran (jenis apapun). Oya tidak lupa saya pun mengamalkan anjuran minum air putih 2 liter sehari supaya banyak kalori yang terbakar. (FYI, 1 galon bisa saya habiskan dalam waktu sekitar 9 hari)

Sampai situ saja? tidak. Ada jenis makanan yang perlu saya hindari namun sempat kesulitan melakukannya, yakni: junk food. Apa itu junk food? Simplenya sih makanan yang tinggi kalori namun rendah nutrisi dan serat. Seperti misalnya gorengan, bakso, mie instan, keripik, seblak, cilok, cireng, cibai, cilor, cilung daaan sejuta jenis jajanan lainnya.

Atas komitmen dan niat yang kuat akhirnya saya berhasil untuk mengurangi konsumsi junk food/ segala jenis makanan yang digoreng, terbuat dari tepung terigu, tinggi gula, tinggi garam, dan processed food (karena mengandung pengawet).  Bahkan saya telah berhenti untuk tidak makan mie instan (sudah sekitar 2 tahun). “Sulit gak An?” Di awal sih iya. Sempat ngarumas (ceuk urang Sunda mah). Namun, setelah beberapa bulan rewardsnya mulai terasa: jadi selalu good mood gitu , ^^. Karena memang dalam sebuah penelitian dikatakan bahwa junk food itu membuat tubuh mengeluarkan hormon kortisol, hormon yang membuat kita bad mood, stress, dan depresi (silakan recheck lagi). Reward lain yakni kini tubuh menjadi lebih fit, kalau dulu 3-4 bulan sekali selalu terkena flu. Sekarang saya malas memakan junk food dan malah “kecanduan” makan makanan sehat. Singkat cerita, di awal program saya merasa HARUS memakan makanan sehat namun kini saya INGIN memakan makanan sehat.

3. Olah raga

Olah raga yang saya lakukan selama program adalah kardio. Saya unduh video-video kardio dari youtube di channel fitnessblender. Hanya dengan mengetik keyword ‘cardio workout fitnessblender’ di sana akan muncul banyak sekali video kardio mulai dari yang intensitas rendah sampai yang tinggi. Dulu saya memakai yang beginner, sekarang mulai yang HIIT. 

Bukan tanpa alasan, saya memilih kardio karena saya tidak punya cukup waktu untuk olah raga outdoor seperti jogging, berenang, berkuda, apalagi memanah. Selain itu saya suka kardio karena kesannya tidak centil seperti aerobics atau zumba, he he. 

Di empat bulan pertama saya melakukan kardio sebanyak lima kali dalam seminggu selama sekitar 30 menit/ tergantung panjang durasi video. Satu jam sebelum melakukan kardio saya makan terlebih dahulu dan meminum minuman yang mengandung kafein seperti kopi atau teh hijau (#tanyakenapa).

Oya sedikit saran, pastikan teman-teman tidak melakukan kardio di lantai 2 dst, terutama jika tinggal di kostan, karena itu akan sangat menganggu penduduk bawah, huehe #polusisuara #pengalamannih.

4.Focus on losing fat and being healthy

(sebelum membaca bagian ini ada baiknya pelajari dulu tentang massa otot vs massa lemak di tubuh)

Selama program saya fokus pada menghilangkan massa lemak. Jadi tidak sebatas terobsesi agar jarum timbangan berpindah. Ketika saya fokus pada losing fat maka saya akan melakukan hal-hal yang membuat tubuh membakar timbunan lemak. Misalnya: mengkonsumsi lemak baik, meningkatkan metabolisme, dan build some  muscles (seriously, with cardio). Bagaimana caranya? Tanya mbah google aja deh :P. 

Hmm... sepertiya itu saja usaha yang saya lakukan sejauh ini. Mau ditiru namun cukup berat dan susah?  Jika jawabannya YA maka ada yang perlu diperbaiki dalam dirimu wahai teman yakni niat dan pola pikir. Coba jawab dengan jujur ya, mengapa ingin menurunkan berat badan? Hanya ingin mengejar penampilan atau ingin hijrah ke gaya hidup yang sehat? Hayooo...

Sedikit informasi, jika ingin sekedar mengejar perbaikan penampilan, hati-hati bisa jadi nanti ngalamin diet yo-yo, turun 3 kilo naiknya 5 kilo. Lebih horrornya lagi bisa terjangkit penyakit kejiwaan seperti eating disorder berupa anorexia atau bulimia! Wihhh hati-hati.

Kalau teman-teman serius ingin “hijrah” maka tidak akan ada rasa keberatan. Karena memakan makanan sehat, menghindari junk food, dan berolah raga merupakan kebiasaan yang mesti terus dilakukan selamanya. Selamanya.  Ya! sampai akhir hayat. Seriusan. (tanyakenapa).

 

Bersambung...

(sedikit bocoran, di tulisan ke dua saya akan mencoba membuatnya lebih persuasif dan argumentatif. Di sana akan saya ajak teman-teman untuk membentuk pola pikir dan meluruskan niat. Sedikit banyak akan menyentuh pembahasan yang berbau psikologis. In sya Allah, kalau ada waktu yaa)

 

 

 

 

 

 8

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun