Perlu kita ketahui bahwa salah satu bagian dari kecerdasan kita akan terintegrasi antara intellektual, spiritual, dan juga emosional. Dan untuk pembahasan kali ini akan dibahas terkait emosional intelligence. Bagaimana kita bisa mengenali emosi kita, dan dari mengenali nantinya akan ada pengelolaan dengan baik dan cermat bagaimana kita harus melaksanakan dan bagaimana kita menundanya.Â
Ketika kita sudah mengenali diri kita, maka kita akan mengenali sekitar kita. Dalam artian kita akan lebih peka (empati) dalam merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Atau yang dikatakan sebagai social awareness/social regulation. Selain daripada itu dengan menerapkan social awareness, kita jadi bisa menyesuaikan dengan situasi tersebut. Bagaimana pada saat di lingkungan, kita bisa memberikan influence yang positif.Â
Sebagaimana dalam EI ada juga motivation. Bagaimana ketika kita sudah cerdas dalam menerapkan EI, kita akan bisa memberikan pengaruh positif untuk sekitar. Hal ini pun juga bisa kita terapkan dalam dunia sosial dan dunia kerja. Dalam artian, komitmen diri dalam memberikan pengaruh terhadap sekitar.
Ketika orang sudah bisa mengidentifikasi dirinya memiliki kecerdasan emosional (yakni mengenali kemampuannya yang terdiri atas pengelolaan yang baik) maka kita bisa melihat bahwa kita bisa mengendalikan emosi kita dengan baik dan benar. Bukan untuk menahan dan membatasi seseorang untuk menceritakan unek-uneknya, namun mengendalikan dan membatasi sesuai dengan kadarnya, tempat, dan situasinya.Â
Dampaknya, orang yang kita ajak bicara akan lebih bisa menerima dengan baik walaupun kita mengutarakan hal tidak baik kepadanya. Sehingga, emotional intelligence ini akan berpengaruh lebih dua kali daripada IQ. Terlebih lagi, terkait bagamana dia berpengaruh terhadap sekitar seperti membantu dan empati.
Sehingga, penting kita sebagai generasi muda untuk tetap menyeimbangkan antara IQ dan EI. Tips dan trik bagaimana kita mengelola emosi, memahami emosi maka kita harus berinteraksi terhadap orang lain terlebih dahulu. Dalam artian kita akan belajar disana. Dan darisana, akan terbentuk. Dan kita bisa membaca bagaimana orang yang marah, sedih, kecewa dan lain sebagainya. Jika dicontohkan dalam hal sebagai mahasiswa, kita bisa belajar dari mengikuti organsiasi.Â
Feedback yang akan kita dapatkan, kita bisa memahami perbedaan karakter seseorang dalam diri kita. Selain dari berinteraksi, ada juga diadakan pelatihan. Pelatihan ini sebagai bekal dia kepada masyarakat. Namun jalan ini adalah jalan yang dibuat. Dan langkah yang lebih efektif adalah langkah yang alami yakni dengan berinteraksi.
Untuk orang tua sendiri, kecerdasan emosional ini juga penting. Namun, hal ini penting untuk dibekali sejak dini sebelum menjadi orang tua. Bagaimana sebagai orang tua tidak diperkenankan untuk terlalu protektif terhadap anak dan tetap mengawasi anak sesuai dengan kadarnya. Jika baru diterapkan pada saat sudah tua, maka hal itu sangat sulit untuk diterapkan. Walaupun bisa, namun lebih efektif jika ditanam sejak dini.
Secara keseluruhan, kebermanfaatan ketika kita sudah memiliki kecerdasan emosional yang baik, maka bagaimana kita bisa menjadi orang yang bermanfaat untuk sekitar. Hal ini juga berpengaruh terhadap ketepatan kita berkomunikasi. Tentunya, ini penting terlepas dari hanya kemampuan intelektual. Contoh saja dalam dunia kerja, kita akan mudah dalam hal pengelolaan emosi ketika kita stress misalkan. Selain itu, ketika menjadi pemimpin, maka kita akan lebih memahami bagaimana memperlakukan anak buahnya.
Ketika di era pandemi ini terutama, kecerdasan emosional ini penting. Hal ini dikarenakan kecerdasan tersebut juga sangat berpengaruh terhadap imunitas tubuh kita. Hal pertama yang harus kita terapkan adalah kita harus realistis dan berusaha menerima. Penting sekali agar kita bisa mencsri celah positif terutama di era pandemi ini. Mengambil hikmah dari setiap kejadian dalam kehidupan kita. Dan sangat tidak diperkenankan untuk menyerah dan tidak menjadikan hambatan sebagai penghalang dalam beraktivitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H