Mohon tunggu...
Ana Fauzia
Ana Fauzia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Semut dan Filosofi Kehidupan Sosial

30 Oktober 2020   20:12 Diperbarui: 3 November 2020   02:05 1278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesaling tergantungan ini merupakan suatu keniscayaan. Walaupun menurut Durkheim dan Comte bahwa fenomena kesalingtergantungan akan mendorong keteraturan sosial atau solidaritas sosial, tidak dapat dipungkiri juga kenyataan bahwa kompetisi antara berbagai norma, nilai dan kepentingan akan menjadi ancaman bagi solidaritas sosial itu sendiri. 

Sehingga hal tersebutlah yang mungkin juga membedakan antara tatanan sosial kehidupan di dalam peradaban manusia dan juga semut. Dimana manusia terkadang memiliki benturan kepentingan dengan manuisa yang lainnya, ambisi untuk saling menyingkirkan dan mengalahkan satu sama lain. 

Hal inilah yang kemudian juga mendasari teori dari Tomas Hobbes yaitu "Homo Homini Lupus" bahwa manusia adalah serigala bagi manusia lainnya. Mungkinkah sifat ini juga yang kemudian sulit untuk membawa manusia pada tatanan sosial yang sempurna. Maka jangan heran kenapa masih banyak korupsi di negara yang katanya paling berketuhanan, negara yang menempatkan Tuhan pada tataran tertinggi dalam Grundnorm mereka. 

Mereka melakukan korupsi bukan karena mereka tidak sadar bahwa korupsi dapat merugikan orang banyak atau karena korupsi merupakan suatu hal yang salah, namun karena akal budi dalam dirinyalah yang bermasalah, krisis akan rasa saling menghormati dan menghargai, krisis akan rasa peduli terhadap sesama, karena menempatkan kepentingan pribadi di atas segalanya, walaupun dengan cara mengambil dan melanggar hak individu yang lain atau masyarakat secara keseluruhan.

Dengan demikian, di dalam tatanan kehidupan manusia, kini kita mengenal seperangkat norma, baik itu norma agama, norma moral, norma hukum, norma sosial, dan norma lainnya yang dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tercipta kontrol sosial di dalam kehidupan bermasyarakat dengan tujuan terciptanya keteraturan. 

Esensi dari manusia sebagai mahluk sosial inilah yang seharusnya selalu dipegang sehingga rasa tanggungjawab dan kewajiban untuk saling melindungi satu sama lain, karena rasa butuh diantara sesama manusia lah yang akan menciptakan keteraturan di tengah kehidupan bermasyarakat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun