Mohon tunggu...
Ana Khoirina
Ana Khoirina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Pemuda Islam dalam Penguatan Nilai Moral

21 Juni 2021   20:21 Diperbarui: 21 Juni 2021   20:45 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dr. Ira Alia Maerani, S.H., M.H., Ana Khoirina

Dosen FH Unissula, Mahasiswa PBSI, FKIP Unissula

Setelah memasuki era reformasi atau globalisasi, kehidupan bangsa indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam bingkai paham nasionalisme terasa semakin kehilangan arahnya, dalam hubungannya dengan upaya mencapai cita-cita nasional, yaitu melindungi, mensejahterakan, mencerdaskan dan ikut menertibkan dunia seperti diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945.

Disini, Peran aktif pemuda sangat penting yaitu sebagai kekuatan moral. Bisa diwujudkan dengan menumbuh kembangkan aspek etik dan moralitas dalam bertindak pada setiap kegiatan kepemudaan, memperkuat iman dan takwa serta ketahanan mental-spiritual, dan meningkatkan kesadaran hukum.

Rasulullah SAW telah memperingatkan tentang sangat pentingnya masa muda itu, seseorang tidak akan dapat mencicipi hidup yang sempurna di masa tua, melainkan dengan mempergunakan dan memanfaatkan masa muda seoptimal dan sebaik mungkin.

Secara  normatif  keagamaan,  Islam  memerintahkan  agar  di  antara  umat manusia  yang  memiliki  perbedaan  latar  belakang  jenis  kelamin,  suku,  golongan,  dan  lainnya.  Sebagai generasi muda kita perlu melakukan  kerja  sama,  tolong  menolong,  saling  beradaptasi,  dan  bersinergi,  dan  membentuk suatu bangsa guna mencapai sebuah kehidupan yang rukun, damai, toleran, sejahtera, lahir dan batin,  serta  terpenuhi  berbagai  kebutuhan  hidupnya.  Para  ulama  umumnya  mendasarkan pemikiran kebangsaan ini pada firman Allah SWT sebagai berikut.  

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Artinya:  Wahai  manusia!  Sungguh,  Kami  telah  menciptakan  kamu  dari  seorang  laki-laki  dan seorang  perempuan,  kemudian  Kami  jadikan  kamu  berbangsa-bangsa  dan  bersuku-suku  agar kamu saking mengenal. Sungguh,  yang  paling  mulia  di  antara  kamu di sisi Allah, ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (Q.S. al-Hujurat, 49:13)

Selain itu, Kita juga harus mengetahui nilai-nilai bela negara diantaranya:

  1. cinta tanah air dalam hal ini tidak cukup hanya dengan mencintai akan tetapi rakyat atau bangsa Indonesia harus menjaga tanah, pekarangan, maupun seluruh wilayah Indonesia, selain itu sebagai bangsa Indonesia kita harus memiliki rasa bangga sebagai bangsa Indonesia, salah satunya dengan cara belajar dan berusaha berkorban demi negara Indonesia serta mengaplikasan wawasan kebangsaan dan moderasi Islam lain dari pada itu sebagai generasi millenial mencintai tanah air bisa dengan memberikan kontribusi kepada NKRI, dengan capaian prestasi-prestasi yang luar biasa.
  2. Kedua, kesadaran berbangsa dan bernegara, dalam hal ini sebagai bangsa Indonesia kita harus berpartisipasi aktif dalam berbagai organisasi-organisasi yang positif serta aktif dalam menjaga kedaulatan bangsa dan negara. tanpa memiliki rasa kesadaran yang cukup tinggi, para generasi millenial tidak akan memiliki kemauan untuk membela dan mempertahankan NKRI.
  3. Ketiga, yakin pada pancasila sebagai ideologi negara, hal ini bisa diaplikasikan dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai pancasila serta menjadikan pancasila sebagai alat pemersatu bangsa, bukan malah menjadikan pancasila sebagai alat untuk saling bermusuhan antar sesama bangsa Indonesia.
  4. Keempat, rela berkorban demi bangsa dan negara, hal Ini bisa dibuktikan dengan lebih mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi, serta mencurahkan segala perhatian, pikiran untuk kepentingan negara Indonesia tanpa mengharapkan imbalan apapun, murni untuk mengabdi kepada NKRI termasuk rela mengorbankan waktu, jiwa, dan raganya demi kepentingan bangsa dan negara tercinta.
  5. Kelima, memiliki kemampuan awal bela negara baik fisik maupun psikis, dalam hal ini generasi muda dan seluruh bangsa Indonesia harus memiliki kecerdasan emosional, spiritual dan intelegensia, agar bisa mengontrol segala jiwa dan raganya agar memiliki kemampuan yang cukup untuk berjuang dan menjaga NKRI, dan juga selalu bersyukur dan berolah raga, agar memiliki jiwa dan raga yang kuat.

Diharapkan generasi muda Indonesia meneruskan cita-cita bangsa dan para pejuaang yang telah gugur bisa bangga atas perjuangan mereka dulu juga diharapkan dengan peran dan andil generasi muda dalam mewujudkan negara ini menjadi sebuah negara impian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun